Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Bunga Cempaka (Karya Rustam Effendi)

Puisi "Bunga Cempaka" karya Rustam Effendi tidak hanya mengungkapkan keindahan fisik bunga, tetapi juga memberikan makna mendalam tentang ...
Bunga Cempaka

Seketika bergontai di laman taman,
terjatuh mataku pada sekuntum bunga cempaka.
Baharu nak pecah, menggelakkan roman
di celah pelupuk; putih senyum pualam!

Ditungkus beludru pelupuk tua,
sebagai penutup gadis, terjaga dari beradu.
Baharu nak kembang, diranggutkan topan
di ujung tempuknya; letih jatuh bungawan.

Kurukuri mengambil kesuma lesu,
Kupegang, kupandang, sedang mataku ruyup ke tanah.
Siapa memetik membuangkan kamu
cempaka kesuma? Layur dalam merindu.

Sekalipun terbuang kesuma patah,
di mata hatiku belum berubah harum cempaka.
Kupeluk, kugenggam, kulenggangkan susah
di dalam dadaku; sedih kalbu bermadah.

Wahai bunga cempaka, senasib kita.
Dipetik Asmara pada ketika bunga menggombang.
Kubawa kesuma, peruntungan béta
Siapakah menyunting, bunga cempaka lata?

Seketika berjalan di laman lapang,
terkenang padaku, arti mendapat bunga cempaka.
Baharu kutahu; menggerakkan sayang
pelukis syairku. Nalam orang seorang.

Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Bunga Cempaka" karya Rustam Effendi adalah sebuah karya yang menggambarkan keindahan dan kesedihan melalui simbol bunga cempaka. Puisi ini tidak hanya mengungkapkan keindahan fisik bunga, tetapi juga memberikan makna mendalam tentang kehidupan, nasib, dan cinta. Melalui puisi ini, Rustam Effendi berhasil menyampaikan emosi yang kompleks dengan bahasa yang indah dan kaya akan simbolisme.

Tema Sentral: Keindahan dan Kesedihan

Tema utama dalam puisi ini adalah keindahan yang terancam oleh kesedihan dan kehancuran. Bunga cempaka, yang pada awalnya digambarkan dengan keindahan yang menawan, menjadi simbol dari sesuatu yang indah tetapi rentan terhadap penderitaan dan kehancuran. Bunga yang "baharu nak pecah" melambangkan potensi dan kecantikan yang baru mulai mekar, namun segera dirusak oleh topan, menggambarkan betapa rapuhnya keindahan di hadapan kekuatan yang menghancurkan.

Gaya Bahasa dan Imaji

Rustam Effendi menggunakan bahasa yang sangat puitis dan deskriptif untuk menggambarkan bunga cempaka. Frasa seperti "putih senyum pualam" dan "ditungkus beludru pelupuk tua" menciptakan gambaran visual yang kuat dan memukau. Penggunaan kata-kata seperti "baharu nak pecah," "menggelakkan roman," dan "diranggutkan topan" menggambarkan dengan jelas bagaimana keindahan bunga cempaka dihancurkan oleh kekuatan alam.

Imaji dalam puisi ini sangat kuat, dengan deskripsi yang membuat pembaca dapat merasakan dan melihat keindahan dan kesedihan bunga cempaka. Gambaran "mataku ruyup ke tanah" memberikan kesan kesedihan dan keputusasaan yang mendalam, seolah-olah mata penyair tidak dapat menahan beban emosional yang dirasakan.

Simbolisme dan Pesan Filosofis

Bunga cempaka dalam puisi ini menjadi simbol keindahan, cinta, dan nasib. Keindahan bunga yang terancam oleh topan melambangkan kehidupan yang penuh dengan tantangan dan penderitaan. Simbolisme ini menunjukkan bahwa keindahan dan cinta sering kali rapuh dan mudah hancur oleh kekuatan di luar kendali kita.

Pesan filosofis dari puisi ini adalah tentang ketidakpastian dan kerentanan kehidupan. Rustam Effendi menyampaikan bahwa meskipun keindahan dan cinta dapat mengalami penderitaan dan kehancuran, nilai dan makna dari keindahan tersebut tetap ada di hati dan pikiran kita. Hal ini terlihat dalam bait terakhir, di mana meskipun bunga cempaka terbuang dan patah, keharuman dan kenangan tentang bunga tersebut tetap hidup di mata hati penyair.

Kesan Akhir

Puisi "Bunga Cempaka" adalah sebuah karya yang menyentuh hati dan memberikan refleksi mendalam tentang keindahan dan penderitaan. Rustam Effendi menggunakan simbolisme bunga cempaka untuk menggambarkan kompleksitas emosi manusia, dari keindahan dan cinta hingga kesedihan dan kehancuran. Dengan bahasa yang puitis dan imagery yang kuat, puisi ini tidak hanya menggambarkan keindahan fisik bunga cempaka tetapi juga memberikan makna yang mendalam tentang kehidupan dan cinta.

Secara keseluruhan, puisi "Bunga Cempaka" adalah sebuah puisi yang indah dan bermakna, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang rapuhnya keindahan dan cinta dalam kehidupan, serta pentingnya menjaga kenangan dan makna dari hal-hal indah meskipun mereka mungkin mengalami penderitaan dan kehancuran.

Rustam Effendi
Puisi: Bunga Cempaka
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.