Analisis Puisi:
Puisi "Api Unggun" karya Beni R. Budiman adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan gambaran malam yang gelap dan dingin, di mana api unggun menjadi simbol kerinduan yang tak tertahankan. Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian dan keinginan yang menyala dalam kegelapan.
Gambaran Malam Gelap dan Dingin: Puisi ini memulai dengan gambaran malam yang dingin dan gelap yang menciptakan suasana yang hening dan sepi. Keadaan malam yang pekat ini menimbulkan perasaan kesepian dan kekosongan yang kuat.
Simbolisme Api Unggun: Api unggun dalam puisi ini menjadi simbol kerinduan yang tidak tertahankan. Seperti panas dari api yang mampu mencairkan kabut dan embun beku, kerinduan itu juga menyala dan menghangatkan hati sang penyair.
Tumbuhnya Api: Meskipun api unggun menggambarkan kerinduan yang menyala, penyair menyadari bahwa tumpukan kayu kering tidak mampu menumbuhkan nyala api. Hal ini bisa mencerminkan sulitnya mewujudkan atau menghadirkan perasaan kerinduan dalam realitas yang keras dan dingin.
Kontras antara Kerinduan dan Kenyataan: Penyair menyampaikan kontras antara kerinduan yang menyala dalam hati dan kenyataan yang dingin dan keras seperti batu, dahan, dan ranting yang menolak api. Gulita, yang dapat diartikan sebagai kegelapan atau kehampaan, juga dipandang sebagai penolak cahaya. Ini mungkin mencerminkan sulitnya menjalani kehidupan dengan perasaan kerinduan yang mendalam dan penuh cahaya di tengah kehidupan yang keras dan gelap.
Puisi "Api Unggun" karya Beni R. Budiman adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan kesepian dan kerinduan yang menyala dalam kegelapan malam yang dingin. Api unggun menjadi simbol dari kerinduan yang tak tertahankan dan berusaha mencairkan kebekuan kehidupan. Namun, terdapat kesadaran bahwa perasaan ini sulit tumbuh dalam realitas yang keras dan dingin, menciptakan kontras antara perasaan batin dan kenyataan luar.