Puisi: Antara Diri dan Waktu (Karya Fridolin Ukur)
Puisi: Antara Diri dan Waktu
Karya: Fridolin Ukur
Antara Diri dan Waktu
Antara diri dan waktu
Selesai membenahi ruangan
— kawan-kawan segera akan datang —
naskah musyawarah baru saja selesai dirumuskan;
mata terpandang nanar
pada kalender tergantung di ruang belajar
diri pun terkejut sadar:
besok akan kulewati usia empat enam!
Apakah waktu mengkhianati aku
ketika aku disibuki dengan ceramah
ketika aku berkhotbah tentang
cakar hitam dan pagi biru,
ketika gairah kuhabiskan di konferensi
dan rapat-rapat,
ketika istri kucium sebentar, lalu pergi
ketika anakku lelaki hanya menatap
ayahnya pamit berangkat
Hari ini aku berangkat menua
melampaui usia empat lima,
mengakhiri usia empat enam;
masih ada waktu melempar bayang
menanya diri dan kesilaman:
tentang khianat dan bakti
tentang dosa dan pengampunan suci
tentang kawan berdoa pengisi sunyi
Ini tidak berarti
permainan akan selesai
dan aku boleh pergi meninggalkan gelanggang;
barangkali peranan akan bertukar!
Tapi kita masih bisa jaga dan menatap
semalam suntuk
lalu bersama masuki hari penuh cahaya
memberikan sisa usia
pada waktu yang kian memadat,
pada cinta keramat yang tetap hangat
Cipinang Jaya, 5 April 1976
Puisi: Antara Diri dan Waktu
Karya: Fridolin Ukur
Biodata Fridolin Ukur:
- Fridolin Ukur lahir di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah, pada tanggal 5 April 1930.
- Fridolin Ukur meninggal di Jakarta, pada tanggal 26 Juni 2003 (pada umur 73 tahun).