Puisi: Anak Sapi dan Pura (Karya Kirdjomuljo)

Puisi "Anak Sapi dan Pura" karya Kirdjomuljo mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, hubungan antara yang material dan yang spiritual, ...
Anak Sapi dan Pura

Ia bergetar di atas tanah
memandangi alam
terasa kosong, ada dan melupakan

Ia melompat di hijau rumput
menempuh jarak dengan gerak
gerak dan gerak dan gerak

Angin ladang menderai
angin pura menyelinap
aku berpaling antara dua wajah

satu membayang hati alam
satu membayang hati bumi
aku rindukan dendam laut

Rindu sebenar rindu
dendam sebenar dendam

Sumber: Romansa Perjalanan (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Anak Sapi dan Pura" karya Kirdjomuljo adalah sebuah eksplorasi puitis yang mendalam tentang dualitas, kerinduan, dan interaksi antara alam dan spiritualitas. Melalui bahasa yang simbolis dan emosional, puisi ini menggambarkan pertentangan antara dua dunia—alam yang material dan spiritualitas yang transenden—serta kerinduan yang mendalam akan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Tema dan Makna

Puisi ini dibuka dengan gambaran seekor anak sapi yang "bergetar di atas tanah / memandangi alam." Anak sapi di sini bisa dilihat sebagai simbol kehidupan yang baru dan murni, penuh dengan rasa ingin tahu namun juga kerentanan. Getaran di atas tanah mencerminkan ketidakpastian dan ketakutan yang alami dalam menghadapi dunia yang luas dan belum dikenal. "Terasa kosong, ada dan melupakan" menggambarkan perasaan ambigu dari eksistensi—keberadaan yang mungkin terasa hampa dan tidak berarti, di mana ada kecenderungan untuk melupakan atau tidak menyadari makna yang lebih dalam dari kehidupan.

Gerak sebagai Simbol Kehidupan

Baris selanjutnya, "Ia melompat di hijau rumput / menempuh jarak dengan gerak / gerak dan gerak dan gerak," menekankan pentingnya gerakan sebagai tanda kehidupan. Gerakan ini bisa dilihat sebagai simbol dari usaha dan perjuangan yang terus-menerus dalam hidup. Hijau rumput melambangkan kesuburan dan kehidupan, sementara gerakan yang berulang-ulang menunjukkan dinamika hidup yang tak pernah berhenti. Ini adalah representasi dari kehidupan yang terus bergerak maju, meskipun mungkin tidak selalu menuju ke arah yang jelas.

Dualitas dan Kontradiksi

Puisi ini kemudian menggambarkan dualitas melalui baris "Angin ladang menderai / angin pura menyelinap / aku berpaling antara dua wajah." Angin ladang dan angin pura melambangkan dua dunia yang berbeda—dunia yang material dan dunia spiritual. Ladang adalah tempat kehidupan sehari-hari, penuh dengan kerja keras dan hasil bumi, sementara pura adalah tempat spiritual, tempat meditasi dan hubungan dengan yang ilahi. "Dua wajah" ini mewakili dualitas dalam kehidupan manusia, di mana kita sering kali merasa terpecah antara kebutuhan fisik dan spiritual, antara realitas duniawi dan aspirasi transendental.

Kerinduan yang Mendalam

Bagian akhir puisi ini, "satu membayang hati alam / satu membayang hati bumi / aku rindukan dendam laut," menyatakan kerinduan yang mendalam. Hati alam dan hati bumi mengacu pada koneksi yang manusia miliki dengan dunia material dan spiritual. "Dendam laut" adalah metafora yang kuat untuk hasrat yang tidak terpenuhi atau kerinduan yang mendalam akan sesuatu yang lebih besar, lebih luas, dan lebih mendalam dari apa yang ada di depan mata. Laut dalam konteks ini bisa melambangkan misteri kehidupan, kedalaman emosi, atau pencarian spiritual yang tidak pernah berakhir.

Rindu dan dendam yang disebutkan di bagian terakhir adalah perasaan yang mendasar dalam diri manusia. "Rindu sebenar rindu / dendam sebenar dendam" mengekspresikan intensitas perasaan ini, menekankan bahwa kerinduan dan dendam yang dirasakan adalah murni, asli, dan berasal dari kedalaman jiwa. Ini adalah kerinduan yang mungkin tidak pernah benar-benar terpuaskan, sebuah pencarian yang abadi untuk makna, kedamaian, dan keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar.

Puisi "Anak Sapi dan Pura" karya Kirdjomuljo adalah puisi yang menggugah tentang dualitas kehidupan dan kerinduan manusia yang mendalam. Melalui penggunaan simbolisme alam, gerakan, dan spiritualitas, puisi ini menyentuh pada tema-tema yang universal seperti eksistensi, ketidakpastian, dan pencarian makna. Anak sapi yang polos dan murni dihadapkan pada dunia yang kompleks dan penuh kontradiksi, mencerminkan perjalanan spiritual dan emosional yang dialami setiap individu.

Kirdjomuljo, dengan kepekaannya terhadap bahasa dan simbol, mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, hubungan antara yang material dan yang spiritual, serta perasaan kerinduan yang tak pernah usai. Puisi ini bukan hanya sebuah refleksi tentang kehidupan, tetapi juga sebuah undangan untuk merenungkan perjalanan batin kita sendiri dalam menghadapi dunia yang penuh dengan dualitas dan misteri.

Kirdjomuljo
Puisi: Anak Sapi dan Pura
Karya: Kirdjomuljo
Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.