Puisi: Aku pun Berjanji (Karya Fridolin Ukur)
Puisi: Aku pun Berjanji
Karya: Fridolin Ukur
Aku pun Berjanji
Kutelusuri jejak-jejak hidup ini
dalam kepak sayap kenang, untuk kutulis
di tonggak waktu hari ini
sebelum melangkah lagi
Karena jarak waktu yang kutempuh
dalam jubah hitam kumal ini
yang tak pernah kucuci;
mengering dalam dirinya
keringat dan air mata
tak terasa sekarang
seperempat abad berlalu cepat
Terulang rasa khusuk
dalam gemetar tubuh berdosa
ketika tangan para pendeta
menyentuh ubun-ubun
menjamah kepala;
seakan embun muda
bergayut di tangkai bunga
menetes ke dalam dada;
menghapus debu kelabu
yang memintal hidup muda
dalam usia dua lima lebih satu
Diri pun telanjang di depan mata-Nya!
Aku pun berjanji
Akan mengayuh perahu kasih
Akan menghela kereta setia
sepanjang kembara di bumi;
Biar harus merangkak
Biar harus melata
Tak ingkar pada cinta
Tercurah dalam darah!
Sampai detik ini
hidup tak pernah diburu cemas
tak terjerat di lelah luka, karena
Tuhanku terus memetik kecapi
di dalam diri
Ia adalah nyanyi yang paling syahdu
Ia adalah bunga yang paling harum
Ia adalah benang putih
menjalin keping-keping kehidupan;
Ia adalah denyut jantung
membangkitkan semangat gaib
memberi keremajaan pada darah
dan usia yang melangkah tua.
Karena Ialah Tuhanku!
Cipinang Jaya, 4 April 1981
25 tahun jabatan pendeta
Puisi: Aku pun Berjanji
Karya: Fridolin Ukur
Biodata Fridolin Ukur:
- Fridolin Ukur lahir di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah, pada tanggal 5 April 1930.
- Fridolin Ukur meninggal di Jakarta, pada tanggal 26 Juni 2003 (pada umur 73 tahun).