Sumber: Gergaji (2001)
Analisis Puisi:
Puisi "Rumah Anak Jalanan" membawa kita pada refleksi mendalam tentang tempat di dunia, kehadiran Tuhan, dan keberadaan yang meresapi jiwa.
Metafora Rumah dan Tempat di Dunia:
- "Sesungguhnya inilah tempatku di dunia": Puisi ini dimulai dengan pernyataan yang menunjukkan tempat eksistensial penyair di dunia. Rumah menjadi metafora untuk keberadaan di bumi.
Hubungan dengan Tuhan dan Alam Semesta:
- "Atap langit biru. Tiada lain kecuali itu": Penyair merujuk pada atap langit biru sebagai bentuk ruang yang tanpa batas, menciptakan hubungan dengan dimensi spiritual dan Tuhan.
- "Kulit bumi hantaran sajadah": Metafora ini menciptakan citra bumi sebagai tempat sujud yang mendalam, menghubungkan alam dengan keberadaan spiritual.
Tiang Cahaya dan Pilar Tafakur:
- "Tiang-Mu pilar-pilar cahaya. Kokoh — batin tafakur di atas singgasana": Menggambarkan kekokohan iman dan spiritualitas sebagai tiang-tiang cahaya dan pilar tafakur. Puisi ini mengeksplorasi dimensi keagamaan dan refleksi pribadi.
Pintu Jendela Sebagai Simbol Keterbukaan:
- "Pintu jendela di empat penjuru menganga": Pintu jendela menjadi simbol keterbukaan, kesediaan untuk menerima dan menyatu dengan segala dimensi dan penjuru kehidupan.
Kehilangan dan Kedatangan:
- "Jangan bercanda dengan yang hilang. Yang datang kemudian, yang pergi sekarang": Puisi mengajak untuk tidak meremehkan perubahan, baik kehilangan maupun kedatangan, sebagai bagian dari perjalanan kehidupan.
Mengorek Sampah dan Berkas-Ikhwal:
- "Mengorek sampah-sampah ikhwal. Singgah barang sejenak": Menciptakan gambaran aksi merenung dan meresapi kisah kehidupan, termasuk kecilnya detail dan keberartian yang terkandung dalam sampah.
Sinyal dan Stasiun Jiwa:
- "Menunggu sinyal. Stasiun jiwa-Mu": Metafora stasiun jiwa menunjukkan tempat yang dinanti-nanti, sebuah tempat untuk merenungi dan berkomunikasi dengan Tuhan.
Gapai Sisi-Sisi Terang dan Remang-Remang:
- "Dengan tangan-tangan — puncak angkasa": Menggambarkan usaha untuk mencapai kebenaran dan pencerahan, baik yang tampak jelas (sisi-sisi terang) maupun yang masih samar (remang-remang).
Puisi "Rumah Anak Jalanan" karya Slamet Sukirnanto menggambarkan perjalanan spiritual, keberadaan di dunia, dan hubungan dengan Tuhan. Dengan menggunakan metafora dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, keterbukaan terhadap perubahan, dan pencarian akan kebenaran.
Karya: Slamet Sukirnanto
Biodata Slamet Sukirnanto:
- Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
- Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
- Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.