Puisi: Rasa Sekam (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Puisi "Rasa Sekam" karya Yudhistira A.N.M. Massardi menggambarkan berbagai kontradiksi dan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Rasa Sekam

Sungguh tak enak. Makan tak doyan
Minum tak haus. Tidur tak ngantuk
Lelah tak ngaso. Jujur tak benar
Brisik tak baik. Pergi tak tahan
Jalan tak lurus. Belok tak bisa
Lari tak aman. Diam tak kuat
Bangkit tak berani. Kompromi tak mau
Nyerah tak sudi. Brontak disikat.

1975

Sumber: Horison (Oktober, 1977)

Analisis Puisi:

Puisi "Rasa Sekam" karya Yudhistira A.N.M. Massardi adalah sebuah karya yang singkat namun mengandung banyak makna dan refleksi tentang kehidupan dan kondisi manusia. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, penyair menggambarkan berbagai kontradiksi dan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Kontras dan Paradox

Penyair memulai puisi dengan menggambarkan serangkaian kontras dan paradox dalam setiap barisnya. Kata-kata seperti "Makan tak doyan", "Minum tak haus", "Tidur tak ngantuk", dan seterusnya, menunjukkan perasaan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan dalam kehidupan sehari-hari. Kontras ini menggambarkan bagaimana dalam setiap aspek kehidupan, ada rasa tidak puas dan ketidaksempurnaan yang mungkin sulit untuk diatasi.

Frasa-Frasa yang Menyiratkan Kegelisahan

Tiap baris puisi ini mengandung frasa yang menyiratkan kegelisahan dan ketidakstabilan emosional. Misalnya, "Lelah tak ngaso" menunjukkan kelelahan yang tidak mendapatkan kesempatan untuk beristirahat dengan tenang, sementara "Nyerah tak sudi" mencerminkan sikap yang tidak rela untuk menyerah meskipun dalam kondisi sulit. Frasa-frasa ini menciptakan suasana yang gelap dan penuh kebingungan, mencerminkan kekacauan yang mungkin dirasakan oleh subjek puisi.

Penolakan terhadap Kompromi dan Kekompakan

Pada baris "Kompromi tak mau", puisi ini menunjukkan penolakan terhadap kompromi atau kesepakatan yang bisa saja menghalangi atau membatasi kebebasan dan identitas subjek puisi. Hal ini mungkin mencerminkan sikap teguh dan keinginan untuk mempertahankan prinsip atau keinginan yang kuat, meskipun itu bisa berarti harus menghadapi konsekuensi yang sulit.

Ekspresi Perasaan yang Berbeda

Puisi ini menggunakan ekspresi perasaan yang berbeda-beda dalam setiap barisnya, dari kelelahan hingga ketidakpuasan, dan dari keinginan untuk melarikan diri hingga keinginan untuk berjuang. Ini menciptakan gambaran tentang perjuangan batin dan keadaan psikologis yang kompleks yang mungkin dialami oleh subjek puisi.

Puisi "Rasa Sekam" karya Yudhistira A.N.M. Massardi adalah puisi yang menggambarkan ketidakpuasan dan konflik dalam kehidupan manusia dengan cara yang sederhana namun mendalam. Melalui penggunaan kontras dan paradox, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan betapa sulitnya menjalani kehidupan yang sering kali penuh dengan kebingungan dan ketidaknyamanan. Puisi ini mengundang kita untuk memikirkan bagaimana kita menanggapi dan mengatasi rasa tidak puas dalam kehidupan kita sendiri.

Yudhistira ANM Massardi
Puisi: Rasa Sekam
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi

Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi
  • Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
  • Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.