Puisi: Lagu Pasukan Gerilya (Karya Surachman R.M.)

Puisi "Lagu Pasukan Gerilya" karya Surachman R.M. menggambarkan perjuangan, pengorbanan, dan harapan melalui metafora alam dan bahasa yang emosional.
Lagu Pasukan Gerilya

adalah gunung yang disebut gunung salju
di kakinya: rawa kami dan laut kami bertemu
adalah puncak dinobatkan jadi sasaran
buat sejumlah dendam serta sejumlah harapan

lantaran harapan tak tumbuh tinggal harapan
kanker kejam adalah dendam memencar akar
selama kekar kesetiaan terjangkar
maka keyakinan kan gigih dipertahankan

buat merebut segenggam kemerdekaan
napas akhir betapa rela kami hembuskan
tumpas usia tapi pasti di mana dan kerna apa
alun suara membentur batin tanpa putusnya

adalah gunung yang terbaik bagi tinju dikepal
di pusar rimba pusaka moyang leluhur, sayang
begitu bendera mumucuk gong perang, menggelombang
demi pembenihan kasih ajal berada di luar soal

Analisis Puisi:

Puisi "Lagu Pasukan Gerilya" karya Surachman R.M. adalah karya yang menggambarkan perjuangan dan semangat kemerdekaan melalui simbol-simbol alam dan metafora perjuangan.

Tema dan Pesan Puisi

  • Perjuangan dan Kemerdekaan: Tema utama dari puisi ini adalah perjuangan untuk kemerdekaan. Gunung salju dan berbagai elemen alam lainnya menjadi simbol dari perjuangan yang tidak mudah, di mana setiap elemen menggambarkan tantangan yang harus dihadapi oleh para pejuang. Puncak gunung yang menjadi sasaran menggambarkan cita-cita dan harapan yang harus dicapai meskipun ada banyak rintangan.
  • Dendam dan Harapan: Puisi ini juga mengangkat tema dendam dan harapan. "Lataran harapan tak tumbuh tinggal harapan" menunjukkan bagaimana harapan sering kali tidak segera menjadi kenyataan dan harus diperjuangkan dengan keras. Dendam dan penyakit seperti kanker menjadi metafora dari kesulitan dan perjuangan yang harus dihadapi dalam proses merebut kemerdekaan.
  • Kesetiaan dan Pengorbanan: Tema kesetiaan dan pengorbanan juga sangat jelas dalam puisi ini. Penulis menggambarkan bagaimana para pejuang dengan gigih mempertahankan keyakinan mereka, siap untuk menghembuskan napas terakhir demi kemerdekaan. Ini menunjukkan tingkat dedikasi dan pengorbanan yang luar biasa dari mereka yang berjuang untuk kebebasan.
  • Warisan dan Kearifan Leluhur: Puisi ini juga menyiratkan pentingnya warisan dan kearifan leluhur. "Di pusar rimba pusaka moyang leluhur" menggambarkan bahwa perjuangan ini bukan hanya milik generasi sekarang tetapi juga melibatkan warisan dan perjuangan dari generasi sebelumnya.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Metafora Alam: Surachman R.M. menggunakan metafora alam untuk menggambarkan perjuangan. "Gunung salju", "rawa kami dan laut kami", dan "puncak dinobatkan jadi sasaran" adalah simbol-simbol yang menggambarkan berbagai aspek dari perjuangan dan tantangan. Metafora ini memberikan kedalaman pada puisi dan menciptakan gambar yang kuat dalam pikiran pembaca.
  • Bahasa Simbolik dan Emosional: Bahasa dalam puisi ini sangat simbolik dan emosional. "Kanker kejam adalah dendam memencar akar" menunjukkan betapa keras dan berlarut-larutnya perjuangan, sementara "napas akhir betapa rela kami hembuskan" menggambarkan pengorbanan yang siap dilakukan. Bahasa ini membangkitkan rasa empati dan memahami beratnya perjuangan.
  • Struktur dan Ritme: Puisi ini menggunakan pola empat bait dengan empat baris per bait yang mengalir dengan alur alami dari perjuangan dan semangat. Ritme puisi mengikuti alur narasi perjuangan, memberikan kesan dramatis dan mendalam.

Makna dan Interpretasi

  • Perjuangan sebagai Jalan Menuju Kemerdekaan: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perjuangan sebagai jalan menuju kemerdekaan. Setiap elemen alam yang digambarkan menunjukkan tantangan yang harus dihadapi dan diperjuangkan untuk mencapai tujuan. Ini adalah pengingat bahwa kemerdekaan tidak datang dengan mudah, tetapi harus diperoleh melalui usaha dan pengorbanan.
  • Dendam dan Harapan dalam Perjuangan: Dendam dan harapan yang digambarkan dalam puisi ini mencerminkan realitas perjuangan. Dendam atas ketidakadilan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik adalah motivasi utama bagi para pejuang. Meski kadang-kadang harapan tampak tidak terwujud, perjuangan tetap diteruskan dengan semangat yang tak pernah padam.
  • Warisan dan Kearifan sebagai Landasan: Puisi ini juga mengingatkan kita akan pentingnya warisan dan kearifan leluhur dalam perjuangan. Warisan dari generasi sebelumnya memberikan landasan dan inspirasi bagi perjuangan saat ini, menunjukkan bahwa kemerdekaan adalah hasil dari usaha bersama yang melibatkan banyak generasi.
Puisi "Lagu Pasukan Gerilya" karya Surachman R.M. adalah sebuah karya yang kuat dan simbolis, menggambarkan perjuangan, pengorbanan, dan harapan melalui metafora alam dan bahasa yang emosional. Dengan mengangkat tema kemerdekaan, kesetiaan, dan warisan leluhur, puisi ini memberikan wawasan mendalam tentang perjuangan yang tidak hanya merupakan proses fisik tetapi juga emosional dan spiritual. Melalui gaya bahasa dan struktur yang unik, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dan menghargai nilai dari setiap usaha dan pengorbanan dalam meraih kemerdekaan.

Surachman R.M.
Puisi: Lagu Pasukan Gerilya
Karya: Surachman R.M.

Biodata Surachman R.M.:
  • Surachman R.M. lahir pada tanggal 13 September 1936 di Garut, Jawa Barat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.