Puisi: Kedukaanmu Dikabarkan Burung-Burung (Karya Cecep Syamsul Hari)

Puisi "Kedukaanmu Dikabarkan Burung-Burung" menyajikan gambaran mendalam tentang bagaimana perasaan manusia dapat mempengaruhi dan dipantulkan oleh ..
Kedukaanmu Dikabarkan Burung-Burung

Sejak kau tiba-tiba enggan menyapa bunga-bunga
daun-daun gugur lebih cepat dari biasanya
dan embun
pergi diam-diam
tanpa sepucuk pun pesan

kedukaanmu dikabarkan burung-burung pada angin
dan senja, mengalir bersama arus sungai-sungai
jauh ke kebisuan samudera

Sejak kau enggan bermain bersama kepik-kepik lagi
pagi gelisah di depan pintu sepi
rindu gelak tawamu yang lepas
bagai kanak-kanak
yang gembira menemukan mainannya kembali

kedukaanmu dikabarkan burung-burung pada angin
dan senja, mengalir bersama arus sungai-sungai
jauh ke kedalaman hatiku

1992

Analisis Puisi:

Puisi "Kedukaanmu Dikabarkan Burung-Burung" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya yang mengeksplorasi tema melankolis dan kesedihan melalui hubungan antara manusia dan alam. Puisi ini menyajikan gambaran mendalam tentang bagaimana perasaan manusia dapat mempengaruhi dan dipantulkan oleh lingkungan sekitar.

Struktur dan Tema

Puisi ini dibangun dengan menggunakan elemen-elemen alam untuk mencerminkan kedukaan dan perasaan kehilangan. Tema utama yang diangkat adalah kesedihan dan kehilangan yang dirasakan oleh seseorang dan bagaimana hal itu berimbas pada lingkungan sekitar.

Simbolisme Alam

  • "Sejak kau tiba-tiba enggan menyapa bunga-bunga": Enggan menyapa bunga-bunga menunjukkan penurunan semangat atau kegembiraan yang dulunya hadir. Bunga-bunga, sebagai simbol kehidupan dan keindahan, menjadi lambang dari hubungan yang telah berubah.
  • "Daun-daun gugur lebih cepat dari biasanya": Daun-daun yang gugur lebih cepat melambangkan perubahan yang mendalam dan mendesak dalam kehidupan atau perasaan. Ini bisa menunjukkan pergeseran dalam suasana hati atau suasana hati yang menjadi lebih suram.

Kesedihan dan Kehilangan

  • "Kedukaanmu dikabarkan burung-burung pada angin": Burung-burung sebagai pembawa kabar menunjukkan bagaimana kesedihan seseorang menyebar ke seluruh alam. Ini menggarisbawahi ide bahwa emosi manusia memiliki dampak pada lingkungan sekitar.
  • "Senja, mengalir bersama arus sungai-sungai jauh ke kebisuan samudera": Senja yang mengalir bersama arus sungai menggambarkan transisi dari kesedihan pribadi ke ketenangan yang lebih luas dan dalam, di mana samudera menjadi simbol kedalaman emosi.

Kehilangan dan Rindu

  • "Sejak kau enggan bermain bersama kepik-kepik lagi": Kepik-kepik, yang melambangkan keceriaan dan kesederhanaan, menunjukkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari yang dulunya penuh dengan kegembiraan dan interaksi.
  • "Pagi gelisah di depan pintu sepi": Pagi yang gelisah dan sepi menunjukkan dampak dari kehilangan yang menyisakan kekosongan dan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari.

Interpretasi

Puisi "Kedukaanmu Dikabarkan Burung-Burung" menciptakan hubungan yang kuat antara perasaan manusia dan keadaan alam di sekitarnya. Kesedihan dan perubahan emosional yang dialami oleh seseorang memiliki dampak yang nyata pada lingkungan sekitar, yang tercermin dalam perubahan alam seperti gugurnya daun, hilangnya embun, dan kegelisahan pagi. Burung-burung yang mengabarkan kedukaan kepada angin menyoroti bagaimana perasaan manusia dapat beresonansi dan mempengaruhi seluruh ekosistem.

Puisi "Kedukaanmu Dikabarkan Burung-Burung" adalah puisi yang menyentuh tentang bagaimana emosi manusia, terutama kesedihan dan kehilangan, dapat mempengaruhi dan tercermin dalam lingkungan sekitar. Melalui penggunaan simbolisme alam, Cecep Syamsul Hari berhasil menciptakan gambaran yang mendalam dan emosional tentang dampak perasaan manusia pada alam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan alam dan bagaimana perasaan mereka dapat meresap ke dalam lingkungan sekitar mereka.

Cecep Syamsul Hari
Puisi: Kedukaanmu Dikabarkan Burung-Burung
Karya: Cecep Syamsul Hari

Biodata Cecep Syamsul Hari:
  • Cecep Syamsul Hari lahir pada tanggal 1 Mei 1967 di Bandung.
© Sepenuhnya. All rights reserved.