Puisi: Kastalia (Karya Dodong Djiwapradja)

Puisi "Kastalia" adalah sebuah kritik terhadap kehidupan urban modern dan dinamika sosial di dalamnya. Melalui metafora yang kuat dan gambaran yang ..
Kastalia

Kota
ialah tiang-tiang listrik
trem
becak

Unsur-unsur kehidupan
bumi fana
larut dalam kebalauan sukma

Debu ialah atom
inti penipuan
melekat pada bagian tubuh
paling bernafsu

Penyair
nabi
wali
adalah zat,
meleleh di atas aspal
hitam kumal

Pemimpin
ialah istana
Tentara,
senjata
Dan dari relung-relung mesum
datanglah pendeta

Kehidupan
ialah tanah liat
yang oleh tangan-tangan sakti
ditenung
jadi patung


1960

Sumber: Kastalia (1997)

Analisis Puisi:

Puisi "Kastalia" karya Dodong Djiwapradja adalah sebuah refleksi kritis terhadap kehidupan modern dan dinamika sosial di dalamnya.

Kota Modern sebagai Metafora Kehidupan: Penyair memulai puisi dengan metafora kota sebagai tiang listrik, trem, dan becak. Ini mencerminkan kehidupan urban yang dipenuhi dengan unsur-unsur modernitas seperti teknologi dan transportasi. Namun, unsur-unsur ini hanya representasi dari kehidupan yang fana, larut dalam kebingungan dan ketidakpastian.

Kehidupan dan Kebutuhan Materi: Puisi menyoroti bagaimana kehidupan modern sering kali terjerat dalam kebutuhan materi dan nafsu. Debu, sebagai simbol atom dan inti penipuan, merepresentasikan materi dan nafsu yang melekat pada manusia.

Peran Berbagai Figur dalam Kehidupan: Penyair menunjukkan bahwa dalam kehidupan, terdapat berbagai figur yang memiliki peran yang berbeda. Penyair, nabi, dan wali diwakili sebagai zat yang meleleh di atas aspal hitam kumal, menggambarkan bahwa kebijaksanaan dan spiritualitas sering kali terpinggirkan dalam konteks urban.

Dinamika Kekuasaan dan Agama: Puisi menggambarkan pemimpin sebagai istana, dengan tentara, senjata, dan pendeta yang datang dari relung-relung mesum. Ini mencerminkan dinamika kekuasaan dan agama dalam kehidupan masyarakat modern, di mana pengaruh kekuasaan dan agama sering kali tercampur aduk.

Penciptaan Kehidupan sebagai Karya Seni: Puisi diakhiri dengan gambaran kehidupan sebagai tanah liat yang ditenun oleh tangan-tangan sakti menjadi patung. Ini dapat diartikan sebagai refleksi bahwa kehidupan itu sendiri adalah karya seni yang diciptakan oleh kekuatan yang lebih besar.

Puisi "Kastalia" adalah sebuah kritik terhadap kehidupan urban modern dan dinamika sosial di dalamnya. Melalui metafora yang kuat dan gambaran yang mendalam, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas dan ketidakpastian kehidupan modern serta peran spiritualitas dalam konteks yang kacau.

Puisi
Puisi: Kastalia
Karya: Dodong Djiwapradja
    Biodata Dodong Djiwapradja:
    • Dodong Djiwapradja lahir di Banyuresmi, Garut, Jawa Barat, pada tanggal 25 September 1928.
    • Dodong Djiwapradja meninggal dunia pada tanggal 23 Juli 2009.

    Anda mungkin menyukai postingan ini

    • Raja JinSeribu mata di ruang kemidi,Memandang aku asyik beraksiMemencak bergerak berlagak samaMenurut langgam petunjuk Laku.Drama sedih lakon ketawaSemua kucoba di depan publik,Aku…
    • Jangan Risaukan Akujangan risaukan aku…karena aku terbiasa membenamkan wajah di lipatan tangan di atas lutut Jangan risaukan aku…Karena aku terbiasa menarik sudut bibir di bal…
    • Lahir BatinTetapi, alangkah terkadang beta kecewaMelihat keadaan sehari-hariLain di mulut lain di hatiKata "Semangat" permainan semataBanyak orang menepuk dada, sambil berkata:Aku …
    • Seruan LepasTuan berjalan jua sendirianMakin ke muka, semakin mendakiHendak mencapai puncak kemenanganTak tahu lelah, tak pernah berhenti.Berseru mengajak kiri dan kananSaudara yan…
    • Senandung Ilmu Sang Pelipurdengan sabdamu yang panjangaku larang diriku menjadi kungkangilmu terselubung di amigdalasungguh kesia-siaan ragaku terpagutkemalasan paripurnaotakku men…
    • Terbenam di Lautan Maafdi atas liang kubaringkan tubuhkudari amarah, sedih, kecewapada kutuk dan kultusyang melipat mantra di jiwamaafku masih terbenam di lautangelombang itu tengg…
    © 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.