Puisi: Jangan Kau Tanya (Karya M. Balfas)

Puisi "Jangan Kau Tanya" karya M. Balfas menghadirkan suasana introspektif yang membingungkan dan penuh penolakan terhadap pertanyaan atau ....
Jangan Kau Tanya

Aku minta jangan kau tanya
apa yang telah terjadi
di suatu malam gembira,
bulan yang berangkat besar pada kaca
sebesar bola, adalah saksi
aku hanya alpa.

Tapi kalau kau mau dakwa aku juga
aku cuma bisa berkata:
aku bukan itu batu
bisa keras selalu
dan kalau kau mau kalungkan juga itu rantai
giringlah aku ke pos polisi terdekat
tapi jangan bilang sama siapa-siapa
engkau kepadaku masih berbapa.

Analisis Puisi:

Puisi "Jangan Kau Tanya" karya M. Balfas menghadirkan suasana introspektif yang membingungkan dan penuh penolakan terhadap pertanyaan atau penilaian dari orang lain.

Penolakan Terhadap Pertanyaan: Puisi ini dimulai dengan permohonan kuat penyair kepada pembaca untuk tidak bertanya tentang suatu kejadian yang terjadi di masa lalu. Hal ini mencerminkan penolakan terhadap pertanyaan yang mungkin membuka kembali kenangan yang menyakitkan atau memalukan.

Kesedihan dan Kegelisahan: Meskipun penyair meminta agar tidak ditanya, tetapi ada kegelisahan dan kesedihan yang tersirat dalam kata-katanya. Ada perasaan penyesalan dan ketidakpastian terhadap tindakan atau kejadian yang telah terjadi.

Penggunaan Metafora: Penggunaan metafora tentang bulan yang berangkat besar pada kaca menciptakan gambaran visual tentang malam yang berkesan dramatis dan misterius. Bulan sering kali digunakan sebagai simbol kehadiran dan kesadaran diri.

Penolakan dan Penerimaan Konsekuensi: Penyair menolak diidentifikasi sebagai sesuatu yang statis atau mudah dipahami. Dia menegaskan bahwa dia bukanlah batu yang keras atau entitas yang tidak berubah. Namun, dia juga bersedia menerima konsekuensi dari tindakannya, menunjukkan bahwa dia tidak akan bersembunyi dari tanggung jawab.

Ketidakjelasan Identitas dan Keberadaan: Puisi ini menimbulkan pertanyaan tentang identitas dan keberadaan penyair. Dia menolak untuk dijelaskan secara sederhana, menantang pembaca untuk memahami dan menerima kompleksitasnya.

Puisi "Jangan Kau Tanya" menggambarkan suasana perasaan yang rumit dan penolakan terhadap pertanyaan atau penilaian dari orang lain. Dalam kegelisahan dan ketidakpastian, penyair mengeksplorasi tema-tema kompleks seperti identitas, konsekuensi tindakan, dan hubungan dengan orang lain. Puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan makna di balik kata-kata dan mengeksplorasi kompleksitas manusia dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Puisi
Puisi: Jangan Kau Tanya
Karya: M. Balfas
    Biodata M. Balfas:
    • Nama lengkap Muhammad Balfas.
    • M. Balfas lahir di Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, 25 Desember 1922.
    • M. Balfas meninggal dunia di Jakarta, 5 Juni 1975 (pada umur 52 tahun).
    • M. Balfas termasuk dalam Angkatan '45.

    Anda mungkin menyukai postingan ini

    • Anak Pasar Gang sudah tersumbat: mau terus mesti meloncat dari manusia berbondong-bondong. Rebut cepat, karcis kelas empat, kalau mau nonton lanjutan berita pera…
    • Untuk Ibu-Bapakku Asap lesu peluit kecil masih ada di atas biru tiap kali hati berpaling dari ombak sudah jauh. Kalau kapalku tidak maju dan aku dapat kuburan …
    • Jangan Kau Tanya Aku minta jangan kau tanya apa yang telah terjadi di suatu malam gembira, bulan yang berangkat besar pada kaca sebesar bola, adalah saksi aku ha…
    • Sekali Sebulan Sekali sebelum kami terjaga bertanya bagaimana bulan bisa besar di kaca di negeri tiada cinta dan gairah sudah banyak terlupa Sekali sebulan kami t…
    • Buat Album Anak Aku tidak tahu Apa masih ada juga tempat bagi kau Pat. Manusia-kapur dan batu Ah, semua jadi pucat. Kau yang mau mengembara Masuk peti dikirim…
    • Jemu Tuan bersabda: Tenanglah! Sedang jiwaku Tuan landa. Tuan menitah: Sujudlah! Sedang jiwa tak mau patah. Tuan bertabligh: Patuhlah! Semacam sapi rela d…
    © 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.