Puisi: Jangan Gila (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Puisi "Jangan Gila" karya Yudhistira A.N.M. Massardi menggambarkan sebuah serangkaian peringatan yang kuat terhadap berbagai kegilaan atau ...
Jangan Gila

Jangan gila oleh kekalutan gagak mencari makan. Musim yang buruk menyediakan bangkai para jelata.

Jangan gila oleh kepanikan ular mencari liang. Banjir menerjang menyediakan luka besar di dada para korban.

Jangan gila oleh jeritan ternak mencari kawanan. Kanak-kanak yang berlarian menyediakan nasib serupa bagi mereka.

Jangan gila oleh serangga serabutan mencari tempat hinggap. Rumah terjungkal menyediakan reruntuhan bagi mereka.

Jangan gila oleh gajah mengamuk mencari habitat. Sawah-ladang di sekitar menyediakan panen untuk diterjang.

Jangan gila oleh gerombolan satwa mencari penembak liar. Para bajingan menyediakan golok dan parang bagi dosa bersama.

Jangan gila oleh kekecewaan sajak mencari gejolak. Kata-kata tak bermakna menyediakan mantera bagi sastra kita.

1982

Sumber: Rudi Jalak Gugat (1982)

Analisis Puisi:

Puisi "Jangan Gila" karya Yudhistira A.N.M. Massardi menggambarkan sebuah serangkaian peringatan yang kuat terhadap berbagai kegilaan atau kekacauan yang mungkin mengintai dalam kehidupan manusia dan alam.

Gambaran Alam dan Keadaan Alam

Penyair memulai puisi dengan gambaran alam yang penuh dengan kekalutan dan kepanikan hewan-hewan seperti gagak, ular, ternak, serangga, dan gajah yang mencari kebutuhan dasar mereka di tengah kondisi musim yang buruk, banjir, atau perubahan lingkungan. Hal ini mencerminkan ketidakpastian alam dan tantangan yang dihadapi oleh makhluk hidup dalam mempertahankan keberlangsungan hidup mereka.

Peringatan Terhadap Kegilaan Manusia

Melalui serangkaian peringatan yang tegas ("Jangan gila oleh..."), penyair mengarahkan perhatian pada kemungkinan perilaku manusia yang sering kali tidak lebih baik dari kegilaan hewan-hewan tersebut. Kehadiran kata "gila" di sini bukanlah secara harfiah, tetapi lebih kepada bentuk ekstrem atau ketidakseimbangan dalam reaksi manusia terhadap tekanan atau tantangan.

Analogi dengan Manusia

Setiap bagian puisi memberikan analogi antara perilaku alam dan potensi perilaku manusia. Misalnya, "kanak-kanak yang berlarian menyediakan nasib serupa bagi mereka" menyoroti ketidaksadaran manusia terhadap dampak dari tindakan mereka terhadap alam atau lingkungan sekitar.

Kritik Sosial dan Budaya

Puisi ini juga mengandung elemen kritik sosial terhadap perilaku manusia dalam konteks sosial dan budaya. Misalnya, "para bajingan menyediakan golok dan parang bagi dosa bersama" merujuk pada potensi kekerasan dan kriminalitas dalam masyarakat yang terkadang terjadi karena ketidakadilan sosial atau ekonomi.

Refleksi terhadap Sastra dan Kebudayaan

Akhir puisi memberikan refleksi terhadap kekecewaan dalam sastra ("kekecewaan sajak mencari gejolak") dan potensi kata-kata yang kehilangan makna atau nilai dalam kehidupan sastra modern. Hal ini bisa diartikan sebagai penyair yang mencermati nilai dan tujuan dari karyanya sendiri dalam konteks keadaan dunia yang serba kompleks dan berubah-ubah.

Puisi "Jangan Gila" tidak hanya sebuah peringatan terhadap kekacauan alam dan manusia, tetapi juga sebuah refleksi mendalam terhadap kondisi manusia dalam menghadapi tantangan dan tekanan kehidupan. Melalui penggunaan gambaran alam dan analogi yang kuat, penyair berhasil menggambarkan kompleksitas hubungan antara manusia, alam, dan budaya, serta memicu pemikiran kritis terhadap nilai-nilai yang mendasari kehidupan dan sastra kita saat ini.

Yudhistira ANM Massardi
Puisi: Jangan Gila
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi

Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi
  • Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
  • Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.