Puisi: Dalam Masjid (Karya Apip Mustopa)

Puisi "Dalam Masjid" karya Apip Mustopa adalah refleksi tentang pencarian spiritualitas dan upaya untuk mendapatkan kedamaian batin dalam konteks ....
Dalam Masjid

aku berusaha menetapi
lima kali dalam sehari
di depan mihrab memasrahkan diri
ke dalam hening suci
ke bawah keagungan abadi

kulebur seluruh
dalam sujud dan bersimpuh
tapi sia-sia kukenang dosa
dalam lajur-lajur usia

dalam hening suci
aku hanya berhasil mendapati
sebatang jarum yang kemarin hilang
sejumlah hutang di warung-warung
wajah istriku yang murung karena harga beras membumbung
rengek anakku minta dibelikan layang-layang

aku berusaha mengenang seluruh dosa
dalam hening suci
untuk memohon ampun abadi
tapi senantiasa sia-sia
karena bayang-bayang nestapa
senantiasa menggoda

Merdeka Selatan, 17 Desember 1975

Sumber: Budaya Jaya (Juli, 1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Dalam Masjid" karya Apip Mustopa adalah refleksi tentang pencarian spiritualitas dan upaya untuk mendapatkan kedamaian batin dalam konteks ibadah di dalam masjid. Dalam analisis ini, kita akan menjelajahi tema, gambaran, dan pesan yang terkandung dalam puisi ini.

Pencarian Kedamaian Batin: Puisi ini mencerminkan usaha seorang individu untuk menemukan kedamaian batinnya di dalam masjid, tempat yang dianggap suci dan penuh hikmah. Penyair berusaha untuk menjalankan ibadah lima waktu sehari-hari dan menyerahkan dirinya sepenuhnya di depan mihrab, mencoba untuk merasakan keheningan dan keagungan spiritual yang diyakini ada di dalam masjid.

Kesulitan Mencapai Konsentrasi Spiritual: Meskipun penyair berusaha keras untuk menemukan kedamaian dan kesucian dalam ibadahnya, dia merasa terganggu oleh pikiran-pikiran duniawi yang menghampiri. Pengalaman dalam masjid hanya memunculkan kenangan tentang dosa-dosa masa lalu, tanggungan hutang, dan beban keluarga yang harus dipikulnya. Bahkan dalam momen sujud dan bersimpuh, pikirannya masih dipenuhi oleh keresahan dan kegelisahan hidup sehari-hari.

Kontras Antara Spiritualitas dan Kehidupan Duniawi: Puisi ini menggambarkan kontras yang tajam antara harapan spiritualitas yang diharapkan dalam ibadah dan realitas kehidupan sehari-hari yang tidak selalu sesuai. Meskipun berada di lingkungan yang dianggap suci, penyair tetap terhubung dengan realitas dunia yang penuh dengan kecemasan, kesulitan, dan kesalahan.

Ketidakmampuan untuk Mencapai Ampunan: Meskipun penyair berusaha keras untuk mengingat dosa-dosanya dan memohon ampunan di dalam masjid, dia merasa bahwa usahanya sia-sia. Bayang-bayang nestapa terus menggoda dan mengganggu konsentrasinya, sehingga penyair merasa sulit untuk meraih kedamaian dan kesucian yang diharapkan dari ibadahnya.

Kesimpulan dan Pemberian Makna: Puisi ini menyajikan sebuah gambaran yang jujur tentang perjuangan spiritual seseorang di dalam masjid. Meskipun berada di tempat suci, penyair tetap dihadapkan pada tantangan yang besar dalam mencapai konsentrasi dan kedamaian batin. Ini menegaskan kompleksitas manusia dalam menghadapi realitas spiritual dan duniawi secara bersamaan.

Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, puisi "Dalam Masjid" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perjuangan spiritual individu dalam menemukan kedamaian dan kesucian di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan tantangan dan godaan. Ini adalah sebuah puisi yang menggambarkan perjalanan spiritual yang penuh dengan keteguhan dan kejujuran.

Puisi
Puisi: Dalam Masjid
Karya: Apip Mustopa
    Biodata Apip Mustopa:
    • H. Apip Mustopa lahir di Limbangan, Garut, 23 April 1938.
    © Sepenuhnya. All rights reserved.