Sumber: Horison (Januari, 1979)
Analisis Puisi:
Puisi "Ziarah" karya Syahril Latif menghadirkan gambaran yang kaya akan suasana dan emosi, memperlihatkan momen-momen kehidupan sehari-hari yang penuh dengan makna simbolis.
Setting dan Gambaran Alam
Puisi ini dimulai dengan deskripsi tentang alam di sekitar daerah Karet, yang diwarnai oleh angin lenggang yang mengusik semak rumput liar dan matahari yang hangat menjelang senja. Deskripsi ini menciptakan suasana alam yang hidup dan aktif, sekaligus menunjukkan kontras antara kehidupan alam yang liar dengan kehadiran manusia dan peradaban.
Momen Magrib
Puisi ini mencapai puncaknya dengan momen magrib yang diucapkan oleh salah satu karakter. Kata-kata "Magrib telah tiba / Mari kita pulang. Anak-anak menunggu kita" menambah dimensi interpersonal dalam puisi ini. Momennya menyoroti hubungan keluarga, tanggung jawab, dan kehangatan rumah yang menjadi tempat kembali setelah seharian beraktivitas.
Perasaan Kesendirian
Puisi ini menutup dengan pengakuan kesendirian yang dalam dari penyair, yang tidur sendirian di malam hari. Kata-kata "Air mataku lelah, tak kusadari" menggambarkan kelelahan emosional dan mungkin kesedihan yang terpendam dalam diri penyair, yang terungkap saat berada dalam momen refleksi diri di malam hari.
Simbolisme dan Makna Mendalam
Penyair menggunakan simbolisme magrib sebagai titik balik dalam puisi ini. Magrib bukan hanya menandakan waktu, tetapi juga menjadi simbol kembali ke rumah dan kehangatan keluarga. Kesendirian yang dirasakan penyair di malam hari juga menggambarkan perasaan yang umum dirasakan manusia dalam kehidupan sehari-hari, meskipun di tengah kesibukan dan aktivitas sosial.
Penggunaan Bahasa yang Emosional
Syahril Latif menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk menyampaikan perasaan penyair. Kata-kata seperti "tidur sendiri" dan "air mataku lelah" menciptakan gambaran yang jelas tentang keadaan emosional penyair, memperkaya pengalaman pembaca dalam merasakan dan memahami situasi yang dihadapi.
Puisi "Ziarah" karya Syahril Latif adalah karya yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan latar belakang alam dan momen-momen interpersonal yang mendalam. Melalui deskripsi alam yang hidup, momen magrib, dan pengakuan kesendirian di malam hari, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna kehidupan, hubungan manusia dengan alam, serta kompleksitas emosi yang dapat dirasakan oleh setiap individu. Syahril Latif berhasil menggambarkan gambaran yang kuat dan memukau tentang kehidupan dalam karyanya ini.
Karya: Syahril Latif
Biodata Syahril Latif:
- Syahril Latif lahir pada tanggal 3 Juni 1940 di Silungkang, Sumatera Barat.
- Syahril Latif meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 1998 di Jakarta.