Puisi: Tetapi (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Tetapi" karya Hamid Jabbar menggambarkan refleksi mendalam tentang keberadaan manusia dalam kehidupan yang penuh dengan pertanyaan ...
Tetapi

Begitulah, sehabis berbincang dengan semut yang pendiam itu aku pun sempat terdiam sesaat, mengenang entah apa-apa yang sempat terluput dalam hidup. Barangkali aku tak akan berada di sini, seandainya harapan tak menyemut Barangkali engkau juga tak akan di sini, seandainya harum madu tidak bertiup.

Tetapi kita telah di sini, di suatu tempat yang tak pernah terbayangkan, mengadu nasib atau sebagai domba diadu sepanjang detik, meraung dan terluka, bersenandung dan mengurut dada, merenung dan berdoa, kemudian sempat merasa bahwa hidup masih pantas, untuk kita daripada bunuh diri serta semacamnya. Lihatlah: seekor semut merangkak di kawat berkarat, di bawahnya rawa-rawa, di atasnya matahari terluka.

1976

Sumber: Wajah Kita (1981)

Analisis Puisi:

Puisi "Tetapi" karya Hamid Jabbar menggambarkan refleksi mendalam tentang keberadaan manusia dalam kehidupan yang penuh dengan pertanyaan eksistensial dan perenungan akan nasib. Dengan menggunakan bahasa yang simbolis dan gambaran alam, penyair mengajak pembaca untuk merenung tentang keberadaan dan makna hidup.

Tema Utama

  • Refleksi dan Perenungan: Puisi ini menggambarkan proses refleksi diri dan perenungan tentang arti kehidupan. Penyair menggunakan momen berbincang dengan semut sebagai titik awal untuk merenungkan keberadaan dan nasib manusia di dunia ini.
  • Keberadaan dan Harapan: Tema tentang keberadaan manusia di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan tantangan dan harapan juga sangat kental dalam puisi ini. Meskipun ada rasa perenungan yang mendalam, ada juga harapan bahwa kehidupan masih memiliki nilai dan arti yang berharga.
  • Alam dan Kehidupan Manusia: Puisi ini menyatukan gambaran alam dengan kehidupan manusia. Penyair menggambarkan semut, karat, rawa-rawa, dan matahari sebagai simbol-simbol yang merefleksikan kehidupan manusia yang penuh dengan kejutan, tantangan, dan keindahan.

Gaya Bahasa dan Teknik Puitis

  • Metafora dan Simbolisme: Hamid Jabbar menggunakan metafora dan simbolisme untuk menggambarkan ide-ide kompleks tentang kehidupan. Contohnya, semut yang merangkak di kawat berkarat dapat diartikan sebagai kehidupan manusia yang sederhana namun penuh dengan perjuangan dan keteguhan.
  • Repetisi: Repetisi kata "Barangkali" digunakan untuk menguatkan perenungan tentang kemungkinan-kemungkinan dalam hidup. Hal ini menciptakan ritme yang mengarahkan pembaca untuk merenungkan setiap kata dengan lebih mendalam.
  • Kontras: Kontras antara "mengadu nasib" dan "sebagai domba diadu" menciptakan gambaran yang menegaskan dualitas hidup yang penuh dengan pertarungan dan pilihan yang sulit.

Makna dan Interpretasi

  • Refleksi tentang Keberadaan: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keberadaan manusia di dunia ini. Penyair menyoroti bahwa meskipun hidup penuh dengan tantangan dan penderitaan, ada juga momen-momen keindahan dan makna yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Keberanian Menghadapi Hidup: Penyair menegaskan bahwa hidup layak dijalani meskipun terkadang penuh dengan rintangan. Momen-momen perenungan dan refleksi dapat membantu manusia untuk melihat bahwa kehidupan memiliki nilai yang tak ternilai, yang pantas dihargai dan dinikmati.
  • Simbolisme Alam: Penggunaan simbol alam seperti matahari yang terluka, semut, dan rawa-rawa memberikan kedalaman pada puisi ini. Alam digambarkan sebagai cermin dari kehidupan manusia, yang sering kali penuh dengan kontras antara keindahan dan keberatan.
Puisi "Tetapi" karya Hamid Jabbar adalah sebuah karya yang menggambarkan perenungan mendalam tentang kehidupan dan keberadaan manusia. Dengan menggunakan simbolisme alam dan bahasa yang mendalam, penyair berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya refleksi diri, harapan, dan makna kehidupan. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan makna eksistensial dan menemukan kedalaman dalam setiap momen kehidupan.

Puisi: Tetapi
Puisi: Tetapi
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.