Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Tatapan yang Begitu Tajam (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Tatapan yang Begitu Tajam" karya Nanang Suryadi mengungkapkan kompleksitas perasaan manusia melalui penggunaan tatapan sebagai metafora utama.
Tatapan yang Begitu Tajam

begitu tajam,
begitu tajam tatapan-Mu,
menghunjam ke dalam lubuk hatiku

"Siapakah yang akan mendengarkan keluhku lagi,
selain Engkau wahai...."

aku tertunduk
aku tertunduk
mengharap
mendamba

dan tatapanmu begitu tajam
menghunjam ke dalam kalbu.

Banyuwangi, 09-09-1997

Analisis Puisi:

Puisi "Tatapan yang Begitu Tajam" karya Nanang Suryadi merupakan karya yang menyoroti intensitas emosi dan kedalaman perasaan melalui penggunaan tatapan sebagai metafora utama.

Tatapan sebagai Metafora Emosional

Puisi ini diawali dengan pernyataan kuat tentang tatapan: "begitu tajam, begitu tajam tatapan-Mu," yang langsung menyampaikan kekuatan dan kedalaman perasaan yang terhubung dengan tatapan tersebut. Tatapan ini digambarkan sebagai sesuatu yang mampu "menghunjam ke dalam lubuk hatiku," menandakan dampak emosional yang mendalam dan meresap ke dalam jiwa penulis.

Pertanyaan Retoris dan Keterasingan

Dalam bait kedua, terdapat pertanyaan retoris "Siapakah yang akan mendengarkan keluhku lagi, selain Engkau wahai....". Pertanyaan ini menggambarkan rasa kesepian dan keterasingan yang mendalam. Penulis seolah-olah mencari seseorang yang dapat memahami dan merespons kesedihannya, menunjukkan betapa pentingnya sosok yang mampu mendengarkan keluhannya.

Tindakan Tunduk dan Harapan

Perasaan penulis semakin jelas dalam bagian berikutnya, di mana penulis menggambarkan dirinya yang "tertunduk" dan "mengharap mendamba". Tindakan ini menunjukkan kerendahan hati dan keputusasaan. Tunduk adalah simbol dari penyerahan diri dan keinginan untuk mendapatkan perhatian atau pengertian dari sosok yang dianggap penting.

Intensitas Tatapan dan Dampaknya

Puisi ini kemudian kembali menekankan betapa tajam dan menghancurkannya tatapan tersebut: "dan tatapanmu begitu tajam, menghunjam ke dalam kalbu." Pengulangan kata "tajam" menunjukkan intensitas dan ketajaman emosional yang dirasakan penulis. Tatapan ini tidak hanya mempengaruhi hati secara fisik, tetapi juga menyentuh kedalaman kalbu penulis, menunjukkan kekuatan emosional yang mendalam.

Puisi "Tatapan yang Begitu Tajam" karya Nanang Suryadi mengungkapkan kompleksitas perasaan manusia melalui penggunaan tatapan sebagai metafora utama. Melalui gambaran tatapan yang tajam dan pertanyaan retoris tentang pendengar yang akan memahami keluhan, puisi ini mengeksplorasi tema kesepian, harapan, dan keterhubungan emosional. Tindakan tunduk dan harapan yang diceritakan menunjukkan kerentanan penulis dan kebutuhan mendalam untuk koneksi emosional yang tulus. Dengan teknik ini, Nanang Suryadi berhasil menyampaikan pengalaman emosional yang mendalam dan universal melalui puisi yang sederhana namun penuh makna.

Nanang Suryadi
Puisi: Tatapan yang Begitu Tajam
Karya: Nanang Suryadi

Biodata Nanang Suryadi:
  • Nanang Suryadi, S.E., M.M. pada tanggal 8 Juli 1973 di Pulomerak, Serang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.