Puisi: Sapi (K) Emas (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Sapi (K) Emas" karya Hamid Jabbar adalah sebuah kritik tajam terhadap kapitalisme dan akumulasi kekayaan dalam konteks globalisasi dan modernit
Sapi (K) Emas

arus akar tanah pertanian terus memupuk kecambah merayap terus tumbuh batang terus kembang cabang terus tambah bertambah ranting terus merimbun daun pun berbuah bunga bank memupuk laba terus tumbuh kembang industri rupa-rupa hingga industri pura-pura memupuk pemupukan modal terus tumbuh kembang konglomerasi monopoli tumpuk menumpuk terus aku-isasi tumpuk laba menggunung laba-laba gurita raksa-sa memupuk tumpuk benua benua dalam genggaman kekuatan nilai tambah tambah tambah tambah bernilai ai ai belalai meriam sang panglima ekonomi ngebom panglima tentara ngebon panglima teknologi ai mem-belai panglima komunikasi informasi memetik sunyi galaksi galaksi begitu dalam dalam ke dalam batasan batasan tanpa batasan menutup membuka ini itu begini begitu pembudidayaan sapi ternak segala kehendak peradaban ini!

maka sebagai penggembala sapi ternak peradaban ini angkat diri menjadi machiavelli murni tak kenal revisi! jangan tanggung-tanggung kalau mau ikut manggung! segalanya telah tersedia di lahan batasan batasan tanpa batasan sebagai sapi pemamah biak memamah biaklah tambah bertambah sebagai sapi perah maka perahlah modal penuh gairah sebagai sapi suci sembahlah modal sapi sepanjang hari sebagai sapi korban maka korban-kanlah apa saja segalanya maka sebagai penggembala korbankanlah apa saja segalanya sapi tak sapi tak peduli tak pilih-pilih sapi ini sapi itu tersebab sapi adalah sapi dan korban adalah korban dan siapa saja sama saja di gelombang pasar dagang daging yang penting jagal sungguh segala tukang segala tulang segala timbang juallah jual obral dalam peternakan industri massal yang maha dajjal ini mesti pupuk sapi modal dengan tahi sapi hingga tumbuh kembang segala rupa apa saja pembangunan pura-pura maka pupuk sapi modal dengan lenguh sapi hingga tumbuh timpang segala neraca pemerataan rata-rata maka pupuk sapi modal dengan dagang sapi hingga lintang pukang segala grafik fluktuasi harga diri maka pupuk sapi modal dengan karapan sapi hingga kredit-clurit memanen segala hak paten atas segala hak asasi manusia di atas hak sepatu kesapian sapu bersih semua saham di pasar modal yang sungai gangganya para pemupuk teguh keruh muara segala sungai yang arus sangsai menggelombangkan sapi barongsai di segala padang padang penggembalaan para budak belian yang paling sapi emas kemas cemerlang memamah biak peradaban ini!

akumulasi modal kesapian ini
ternyata sampai juga pada prosesi
pembagian deviden secara permanen
ke dalam ritus magis mistis paling kemas
penyembahan berhala
sapi emas!

Jakarta, 1992/1993

Analisis Puisi:

Puisi "Sapi (K) Emas" karya Hamid Jabbar adalah sebuah kritik tajam terhadap kapitalisme dan akumulasi kekayaan dalam konteks globalisasi dan modernitas. Dengan menggunakan metafora sapi sebagai simbol, penyair menggambarkan proses ekonomi yang menghasilkan ketidakadilan dan dehumanisasi dalam masyarakat kontemporer.

Tema Utama

  1. Kapitalisme dan Eksploitasi: Puisi ini menggambarkan proses ekonomi modern yang didorong oleh kapitalisme, di mana kekayaan dan modal terakumulasi secara tidak proporsional. Metafora sapi yang dipakai sebagai simbol kekayaan menyoroti eksploitasi sumber daya alam dan manusia demi keuntungan ekonomi yang tidak terbatas.
  2. Kritik terhadap Konsumerisme: Penyair mengkritik budaya konsumerisme yang memandang segala sesuatu dari perspektif eksploitasi dan keuntungan semata. Sapi dalam puisi ini tidak hanya mencerminkan aspek ekonomi, tetapi juga cara di mana kehidupan manusia sering kali diukur oleh nilai materi dan kontribusinya terhadap ekonomi.
  3. Dehumanisasi dan Alienasi: Metafora sapi juga mencerminkan dehumanisasi yang dialami oleh individu dalam sistem ekonomi yang besar dan tak kenal ampun. Individu dianggap sebagai bagian dari mesin ekonomi yang harus berkontribusi tanpa mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Gaya Bahasa dan Teknik Puitis

  1. Metafora dan Personifikasi: Penggunaan metafora sapi yang kaya memungkinkan penyair untuk menggambarkan proses-proses kompleks dalam dunia ekonomi dan sosial dengan cara yang kuat dan memukau. Sapi tidak hanya menjadi simbol kekayaan tetapi juga kekuatan dominan yang mengatur hidup dan nasib banyak orang.
  2. Ritme dan Pengulangan Kata: Puisi ini menggunakan ritme yang kuat dan pengulangan kata-kata tertentu untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Penggunaan pengulangan kata "pupuk sapi modal" menekankan siklus yang tak henti-hentinya dari akumulasi kekayaan dan pengeluaran yang tidak manusiawi.
  3. Kritik Sosial dan Politik: Melalui puisi ini, Hamid Jabbar mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari sistem ekonomi yang tidak seimbang dan berpusat pada keuntungan semata. Kritiknya terhadap kapitalisme yang membentuk masyarakat yang terkotak-kotak oleh ketidaksetaraan sosial ekonomi sangatlah jelas.

Makna dan Interpretasi

  • Perenungan atas Peradaban Modern: Puisi ini merupakan perenungan atas peradaban modern yang terpusat pada akumulasi kekayaan dan pengabaian terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Metafora sapi emas mengingatkan kita akan peran uang dan kekayaan dalam membentuk dunia yang serba kompetitif dan tidak adil.
  • Panggilan untuk Keadilan Sosial: Dalam mengkritik kapitalisme, Hamid Jabbar juga mengajak untuk mengevaluasi ulang nilai-nilai yang mengatur sistem ekonomi global. Ia menyoroti perlunya keadilan sosial dan distribusi kekayaan yang lebih adil bagi seluruh masyarakat.
  • Refleksi atas Identitas Manusia: Puisi ini juga merangsang pembaca untuk merenungkan identitas manusia dalam konteks modernitas. Bagaimana nilai-nilai kemanusiaan terkikis oleh dorongan untuk mencapai kekayaan dan status dalam masyarakat yang didominasi oleh logika ekonomi.
Puisi "Sapi (K) Emas" karya Hamid Jabbar bukan hanya sebuah kritik terhadap kapitalisme modern dan eksploitasi manusia, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang kompleksitas hubungan antara kekayaan, kekuasaan, dan identitas manusia dalam dunia yang semakin global dan materialistik. Dengan gaya bahasa yang kuat dan metafora yang dalam, puisi ini mengundang pembaca untuk mengkritisi dan merenungkan peran masing-masing dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.

Puisi: Sapi (K) Emas
Puisi: Sapi (K) Emas
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar:
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.