Puisi: Nyanyi Ibu (Karya S.M. Ardan)

Puisi: Nyanyi Ibu Karya: S.M. Ardan
Nyanyi Ibu

Anakku,
kalau hasrat dan damba menggetari darah dan tubuhmu
melasak dan menggelisah dalam nisan
turunlah
pergilah
lepas menghambur ke dunia citamu
tidak hanya mata mengiringi
darah hatiku akan menetes sebanjir peluh pada tubuhmu
dalam keriangan bermain kejaran
dan
kalau kau dapat luka
kalau kau dapat duka
kembalilah
datanglah
menangislah sepuas-puas
tumpahkan atas pangkuanku

Kalau tangismu reda sudah
kembalilah lagi ke dunia citamu
untuk nanti datang lagi padaku dengan tangismu
kau tumpahkan atas pangkuanku

Anakku,
kau dengan tawamu kulepas ke dunia citamu
kau dengan tangismu kusambut dalam pangkuanku
kau tumbuh-dewasa kusuburi dengan darah hatiku

Sumber: Tonggak 2 (1987)

S.M. Ardan
Puisi: Nyanyi Ibu
Karya: S.M. Ardan

Biodata S.M. Ardan:
  • S.M. Ardan lahir pada tanggal 2 Februari 1932 di Medan, Sumatra Utara.
  • S.M. Ardan meninggal dunia pada tanggal 26 November 2006.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Senyum Ibusenyum ibu menghiasi hari-harikumenempuh kehidupan fana, duka, dan sukasenyum ibu adalah puisi, mungkin lagukasih sayang tertebar kepada para anaknyabersama tiga belas sa…
  • Malam Insomnia Tenang saja, tak usah khawatir. Aku berani pergi sendiri ke kamar mandi. Aku akan baik-baik saja. Tak ada hantu yang perlu ditakuti. Oh tidak, aku tidak akan…
  • Surat dari Ibuhai nak, kenapa engkau berdukaberpijak pada bumi penuh tangisbagai berpijak pada baraatau di jalan yang rintis?kenapa engkau bermata redupbermukim dalam alam penuh su…
  • Ladang Cinta Putih Ibu Ketika aku beranjak remaja Aku tahu engkaulah sahabat dalam khayalku Kupunya ruang berandai-andai di sana Ibu dalam kenanganku Adalah hamparan kaki…
  • Puisi IbuPuisi ibu: ibu dari puisilahir dari kelelahanpesta larut malamdi perjamuan bermabukanibu semua puisi:lahir di bumisetelah mabuk lautkehidupanmembalutkan bijaknyadi lukapui…
  • Desa Ibuku Desa ibuku — tanah gembur jurang cengkeh kelapa nira tumbuh terbiar terik kendati matari ditutup sombar malam dingin kulit bagai dis…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.