Puisi: Kuda (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Kuda" karya Hamid Jabbar menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang dalam menghadapi kegelapan dan ketidakpastian hidup.
Kuda

Hujan malam dalam kelam
Kelam berkawan lampu jalanan

Tiba-tiba aku jadi luka kuda
Memacu gigil dan luka
Entah ke mana

1978

Sumber: Wajah Kita (1981)

Analisis Puisi:

Puisi "Kuda" karya Hamid Jabbar adalah sebuah karya pendek yang mengandung banyak makna tersembunyi dalam penggunaan gambaran dan metafora yang kuat.

Tema Utama

  • Kehidupan Malam yang Gelap: Puisi ini memulai dengan gambaran hujan malam yang gelap, menciptakan suasana yang mencekam dan misterius. Keberadaan lampu jalanan yang menjadi satu-satunya teman dalam gelap menambah nuansa kesendirian dan kehampaan.
  • Identitas Kuda: Penyair menggunakan metafora kuda untuk menggambarkan dirinya sendiri dalam keadaan yang rentan dan terluka. Kuda dalam puisi ini tidak hanya sebagai hewan, tetapi juga simbol kekuatan, kecepatan, dan kemampuan untuk membebaskan diri.
  • Perjalanan yang Tidak Diketahui: Baris terakhir puisi, "Entah ke mana", menyoroti ketidakpastian akan masa depan dan takdir. Ini juga bisa diartikan sebagai refleksi atas eksistensi manusia yang sering kali menghadapi perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan.

Gaya Bahasa dan Teknik Puitis

  • Imajeri Kuat: Penyair menggunakan imajeri yang kuat dalam menggambarkan hujan malam, kegelapan, dan lampu jalanan untuk menciptakan atmosfer yang intens dan dramatis.
  • Metafora Kuda: Penggunaan metafora kuda sebagai gambaran diri memberikan dimensi simbolis yang dalam. Kuda tidak hanya menggambarkan keadaan fisik atau emosi, tetapi juga merupakan simbol perjalanan dan kebebasan.
  • Ketidakteraturan dan Kehampaan: Penggunaan frasa "memacu gigil dan luka" mengekspresikan keadaan internal yang kacau dan terluka secara emosional. Ini mencerminkan keadaan psikologis yang tidak stabil atau ketidakpastian dalam menghadapi tantangan hidup.

Makna dan Interpretasi

  • Keterkaitan dengan Kehidupan Pribadi: Puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai refleksi atas keadaan pribadi penyair yang mungkin sedang menghadapi masa sulit atau perubahan yang mendalam dalam kehidupannya.
  • Kesendirian dan Pertanyaan Eksistensial: Gambaran gelap malam dan keadaan kuda yang terluka menggambarkan kesendirian dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial mengenai makna hidup dan tujuan.
  • Eksplorasi Emosi dan Kekacauan Batin: Puisi ini juga menggambarkan kekacauan emosional dan batin yang dialami oleh subjek puisi, yang mencoba untuk memahami dan mengatasi tantangan yang dihadapi.
Puisi "Kuda" karya Hamid Jabbar adalah sebuah karya yang singkat namun penuh makna, menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang dalam menghadapi kegelapan dan ketidakpastian hidup. Dengan menggunakan imajeri yang kuat dan metafora yang dalam, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan, kehampaan, dan perjuangan batin yang dialami oleh subjek puisi.

Puisi: Kuda
Puisi: Kuda
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar:
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.
© Sepenuhnya. All rights reserved.