Puisi: Kaba Sirah (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Kaba Sirah" karya Hamid Jabbar menggambarkan konflik batin dalam mencari makna dan pemahaman yang jelas tentang agama, kehidupan, dan ....
Kaba Sirah

Inilah kaba nan terpendam dalam
ngarai. Inilah kaba nan hilang
di kabut Singgalang. Inilah kaba:
"sirah sirah sirah sirah!" Kata mengerang
dari tatapan nan tajam. Kata meloncat
dari bibir nan menderu deram mengucap:
"Allah Allah Allah Allah Allah ..."
Inilah kaba suatu nagari suatu saat didekap
"sirah sirah sirah sirah!" Suatu laknat!

Pada mulanya adalah ludah: pfuuuh!
Musafir jadi menggigil
terpatah sapa berwujud pinta:
"sedekahlah sedekahlah sedekahlah...."
Dan gigil jadi ngilu nan menggelombang
naik: amarah. Menggelombang turun:
ah, apalah. Inilah keraguan sang peminta:
adakah ludah mengundang lidah memanjatkan doa
"O Nan Maha Pemurah, limpahkanlah
azab-Mu pada peludah!" ataukah
"O Nan Maha Pemaaf, ampunilah
sahabatku nan pongah!" Inilah cabang
jauh di dalam beradu erang beradu serang.
Maka Islamlah adanya: pasrah pada-Nya
Maka musafir pun memuara ke telaga merendam rasa
kemudian hilang mendebu cahaya di 'Arasy-Nya

Dan "sirah sirah sirah sirah sirah" pun mengerang
dari sahabat Allah nan menderu dendang malam dan siang
"Allah Allah Allah Allah Allah Allah!"
Orang-orang pun mengerinyitkan kening:
gerangan apa sirah apa igau apa sinting?
Lalu ada nan gelak ada nan mendecak
pun rusuh pun acuh pun aduh pun
anggapan terucapkan:
"kasihan, buya tua jadi kurang satu
sen satu keping satu harga satu senti!" Inilah
kebutaan nan menidurkan! Inilah igauan dari mimpi
nan menyedihkan! Inilah kasihan nan aduhai kasihan!

Begitulah "sirah sirah sirah sirah!" bukan tinggal kata
bukan tinggal igau bukan tinggal keping-keping nan sinting!
"Sirah sirah sirah sirah!" ada dalam nyata
ada dalam rumah mereka ada dalam pongah mereka
membakar membara mengabuhampakan makna
segala nan terpeluk nan tereguk!

Inilah kaba nan terjadi si suatu nagari
di bibir ngarai di kaki Singgalang. Inilah kaba
nan meloncat dari mulut ke mulut nan tinggal renta
"Sirah sirah sirah sirah sirah!" Suatu laknat!

1974

Sumber: Wajah Kita (1981)

Catatan:
Kaba Sirah = Kabar/berita/peristiwa Merah: mengenang "Kebakaran" 1965.

Analisis Puisi:

Puisi "Kaba Sirah" karya Hamid Jabbar adalah karya sastra yang kaya dengan makna dan simbolisme. Dalam puisi ini, penulis merenungkan tentang kaba (cerita) yang terpendam dalam ngarai dan hilang dalam kabut Singgalang.

Tema Pencarian dan Makna Tersembunyi: Puisi ini mencerminkan tema pencarian makna yang dalam dan tersembunyi. Kaba (cerita) yang menjadi fokus puisi adalah sesuatu yang tersembunyi dan hilang. Ini dapat diinterpretasikan sebagai pencarian makna eksistensial atau pemahaman tentang kehidupan yang seringkali kabur dan sulit dijangkau.

Simbolisme "Sirah": Kata "sirah" yang diulang-ulang dalam puisi ini memiliki makna simbolis yang dalam. Ini adalah kata yang mengerang dari tatapan yang tajam dan juga meloncat dari bibir yang menderu deram. Simbolisme kata "sirah" menciptakan atmosfer ketegangan dan perasaan yang mendalam dalam puisi. Kata ini juga digunakan oleh orang-orang yang berdoa, dan pertanyaan muncul apakah doa itu mengundang belas kasihan atau hukuman.

Konflik Batin dan Ketidakpastian: Puisi ini menggambarkan konflik batin dalam mencari makna dan pemahaman yang jelas tentang agama, kehidupan, dan eksistensi. Terdapat ketidakpastian dalam pemahaman dan tindakan manusia, yang tercermin dalam pertentangan antara pinta (permintaan) dan igau (sindiran atau celaan).

Perubahan Menuju Islam: Puisi ini mencatat perubahan dari ketidakpastian dan pertentangan awal menuju Islam. Musafir yang awalnya menciptakan pertentangan dalam permintaannya berakhir dengan pasrah kepada Allah. Ini menggambarkan perjalanan spiritual dan pemahaman yang mendalam tentang agama.

Bahasa dan Gaya: Penulis menggunakan bahasa yang kaya dan gaya sastra yang kuat untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan dalam puisi. Pilihan kata yang kuat, pengulangan, dan permainan kata menciptakan nada yang dramatis dan berkesan.

Pertanyaan tentang Makna Kehidupan: Puisi ini mengajukan pertanyaan yang mendalam tentang makna kehidupan dan agama. Pencarian makna dan pemahaman yang mendalam adalah tema sentral dalam puisi ini, dan penulis membiarkan pembaca untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Puisi "Kaba Sirah" karya Hamid Jabbar adalah karya sastra yang penuh dengan makna dan simbolisme. Puisi ini menggambarkan pencarian makna dan pemahaman yang mendalam tentang agama dan kehidupan. Dengan bahasa yang kaya dan gaya sastra yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang mendalam.

Puisi: Kaba Sirah
Puisi: Kaba Sirah
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.
© Sepenuhnya. All rights reserved.