Puisi: Jatiluhur (Karya Ayatrohaedi)

Puisi "Jatiluhur" karya Ayatrohaedi menyoroti nilai-nilai kekeluargaan, perjuangan, dan keberlanjutan yang diwariskan dari leluhur kepada generasi ...
Jatiluhur

Impian abadi leluhur
menemu bentuk. Tanah-tanah gersang
menjadi subur. Bagai disihir
air pun mengalir
lewat padang-padang hijau
menghimbau.

Sangkuriang nanar memandang:
Kerja yang terbengkalai
akhirnya selesai.
Tubuh-tubuh baja, lengan-lengan perkasa
menyusun batu demi batu
dinding telaga raksasa.
Membendung
napsu angkara manusia
yang berpusat pada: Aku,
Sangkuriang kesiangan.

Dayangsumbi membuahkan senyum
ke bumi: Inilah cintaku
pada turunan, anak-cucu
yang datang kemudian.
Tubuh-tubuh semampai, tangan-tangan gemulai
menanam benih demi benih
padang kencana.
Perwujudan ikrar
ketika menyingsing fajar.
Cintaku pada turunan
yang datang kemudian.

Impian abadi leluhur
menemu bentuk. Tanah-tanah subur
bukan lagi impian.
Tapi: kenyataan.

1969

Sumber: Pabila dan Di Mana (1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Jatiluhur" karya Ayatrohaedi adalah sebuah penggambaran epik tentang transformasi dan pencapaian manusia yang menghadirkan keindahan alam dan keberlanjutan budaya. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan sebuah kisah yang memadukan mitos, kerja keras, dan cinta terhadap tanah air.

Transformasi Alam dan Budaya: Puisi ini menggambarkan transformasi alam yang menakjubkan, di mana tanah gersang menjadi subur dan air mengalir melalui padang hijau. Melalui upaya keras dan ketekunan, manusia mampu menciptakan perubahan yang mengagumkan, seperti pembangunan telaga raksasa oleh Sangkuriang dan pendirian padang kencana oleh Dayangsumbi. Ini mencerminkan kekuatan dan kemampuan manusia untuk mengubah dan memanfaatkan alam secara harmonis.

Mitos dan Realitas: Penyair mengaitkan mitos tentang Sangkuriang dan Dayangsumbi dengan realitas pembangunan dan keberlanjutan. Sangkuriang, yang semula terjebak dalam nafsu dan keserakahan, akhirnya menemukan kedamaian dan kepuasan dalam menyelesaikan proyeknya. Dayangsumbi, dengan cinta dan kepeduliannya terhadap generasi mendatang, mewujudkan keberlanjutan alam dan budaya.

Kehadiran Cinta dan Kebanggaan terhadap Turunan: Puisi ini menyoroti cinta dan kebanggaan terhadap turunan, di mana Dayangsumbi menunjukkan kepeduliannya terhadap generasi mendatang dengan menanam benih di padang kencana. Ini mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan, perjuangan, dan keberlanjutan yang diwariskan dari leluhur kepada generasi selanjutnya.

Bahasa dan Imaji yang Kuat: Penyair menggunakan bahasa yang kuat dan imaji yang kaya untuk menggambarkan keindahan alam, perjuangan manusia, dan nilai-nilai budaya. Kata-kata seperti "tubuh-tubuh baja", "padang kencana", dan "perwujudan ikrar" membawa pembaca ke dalam pengalaman visual dan emosional yang mendalam.

Puisi "Jatiluhur" karya Ayatrohaedi adalah sebuah karya epik yang menggambarkan kekuatan alam, perjuangan manusia, dan keberlanjutan budaya. Dengan mengaitkan mitos dengan realitas, puisi ini menyoroti nilai-nilai kekeluargaan, perjuangan, dan keberlanjutan yang diwariskan dari leluhur kepada generasi selanjutnya. Melalui bahasa yang kuat dan imaji yang kaya, penyair berhasil menghadirkan pengalaman yang mendalam dan memikat bagi pembaca.

Puisi
Puisi: Jatiluhur
Karya: Ayatrohaedi

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.