Analisis Puisi:
Puisi "Hujan Bulan November" menggambarkan perasaan cinta, kenangan masa lalu, dan hujan yang datang dalam suasana yang sunyi. Dengan penggunaan imaji dan metafora, penyair menyampaikan perasaan kompleks yang terkait dengan cinta dan kenangan.
Tema Cinta dan Kenangan: Tema utama dalam puisi ini adalah cinta dan kenangan. Penyair merenungkan kenangan masa lalu dan perasaannya terhadap seseorang yang sangat diingatnya.
Penggunaan Imaji dan Metafora: Puisi ini menggunakan imaji dan metafora secara efektif untuk menyampaikan perasaan dan suasana hati. Contohnya, "hujan pun turun" digambarkan sebagai lambang dari perasaan yang tak terukur dan tak tergapai, sementara "burung gereja melesat ke sebuah senja" menggambarkan keindahan momen yang misterius dan indah.
Hubungan antara Masa Muda dan Masa Kini: Puisi ini juga menyoroti perbedaan antara masa muda dan masa kini dalam hal perasaan cinta. Penyair merenungkan betapa takjubnya dia pada masa muda dan cinta yang tumbuh di waktu itu. Namun, dia juga menyadari bahwa cinta tak mungkin dibangun di atas kegeraman dan masa silam yang tak kunjung usai.
Perasaan Hujan dan Sunyi: Hujan digambarkan sebagai elemen yang hadir dalam kebisuan dan sunyi. Ini dapat diartikan sebagai simbol dari perasaan yang tak terungkapkan dan dibiarkan tenggelam dalam kesunyian.
Efek Cahaya dan Kehilangan: Penyair menyampaikan perasaan cinta dan kehilangan dengan menggunakan metafora "batas cahaya matamu." Hal ini menggambarkan keajaiban dan pesona dalam cinta yang sudah berlalu, namun juga mengandung kesedihan karena telah hilang.
Puisi "Hujan Bulan November" adalah puisi yang menyentuh tentang cinta, kenangan, dan perasaan yang kompleks. Penggunaan imaji dan metafora menciptakan gambaran yang kuat tentang suasana hati penyair. Puisi ini mengeksplorasi hubungan antara masa muda dan masa kini, perasaan hujan dan sunyi, serta efek cahaya dan kehilangan dalam cinta. Sebuah puisi yang indah dan penuh makna tentang perasaan cinta yang rumit dan mendalam.