Puisi: Hidup Memang Telah Terlalu Rumit (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Hidup Memang Telah Terlalu Rumit" karya Nanang Suryadi menggambarkan perenungan mendalam tentang kehidupan, cinta, dan tujuan hidup.
Hidup Memang Telah Terlalu Rumit, dan Aku Ingin yang Sederhana Saja

hidup memang telah terlalu rumit, dan aku ingin yang sederhana saja

tak ada yang perlu kita khawatirkan, sejauh jalan terbentang, kita selalu bersama, menempuh leliku hidup

kemana kita akan pergi? harap adalah kaki cakrawala yang selalu menjauh,

tak ada yang perlu kita khawatirkan, biarkan dunia berdusta, cinta kita tetap jujur adanya

kau tahu, di dalam puisi tak ada yang bisa sembunyi, karena kata selalu membuka rahasia hati kita

kita berada pada jeda demi jeda, perhentian demi perhentian, hidup hanya seteguk teh, kita akan pergi lagi

jiwa kita jiwa yang merdeka, jiwa yang merdeka menentukan jalannya
namun ke dalam cinta-Nya kita akan kembali

Malang, 19 Mei 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Hidup Memang Telah Terlalu Rumit" karya Nanang Suryadi menggambarkan perenungan mendalam tentang kehidupan, cinta, dan tujuan hidup.

Kesederhanaan dalam Kehidupan: Penyair mengekspresikan keinginan untuk kehidupan yang sederhana dalam bait pertama. Ini menunjukkan kerinduan akan ketenangan dan kejelasan dalam menghadapi kompleksitas dunia modern.

Ketenangan dalam Kebersamaan: Bait kedua menyoroti pentingnya kebersamaan dalam menempuh perjalanan hidup. Bahwa meskipun kehidupan penuh dengan liku-liku, namun memiliki seseorang yang selalu ada di samping untuk menemani dapat memberikan ketenangan dan kekuatan.

Ketidakpastian di Masa Depan: Bait ketiga membawa tema ketidakpastian tentang arah kehidupan. Perumpamaan tentang "harap adalah kaki cakrawala yang selalu menjauh" mencerminkan perasaan tentang ketidakmampuan kita untuk memprediksi masa depan, yang sering kali menjauh dari harapan kita.

Kejujuran Dalam Cinta: Penyair menegaskan pentingnya kejujuran dalam cinta dalam bait keempat. Meskipun dunia mungkin penuh dengan kepalsuan, cinta yang tulus tetap menjadi hal yang paling penting dan berharga.

Kembali kepada Tuhan: Bait terakhir menyoroti kebebasan jiwa yang dapat menentukan jalannya sendiri, tetapi juga pengakuan bahwa akhirnya kita akan kembali kepada Tuhan. Ini mencerminkan kerinduan akan kedamaian dan makna yang lebih dalam di luar kehidupan materi.

Puisi "Hidup Memang Telah Terlalu Rumit" karya Nanang Suryadi adalah refleksi mendalam tentang kehidupan, cinta, dan makna hidup. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, penyair berhasil menggambarkan kompleksitas dan ketidakpastian hidup, sambil menegaskan pentingnya kejujuran, kebersamaan, dan hubungan dengan Tuhan.

Puisi
Puisi: Hidup Memang Telah Terlalu Rumit, dan Aku Ingin yang Sederhana Saja
Karya: Nanang Suryadi
© Sepenuhnya. All rights reserved.