Puisi: Embun Pagi Hari (Karya Cecep Syamsul Hari)

Puisi "Embun Pagi Hari" menggambarkan hubungan emosional antara manusia dan alam, serta panggilan untuk terbuka dalam mengungkapkan perasaan.
Embun Pagi Hari

Menangislah, sayangku
biarkan airmatamu mengalir
perlahan bersama puluhan anak sungai
jauh ke keluasan batinku

pandanglah aku sebagai laut pagi hari
ibu bagi segala duka dan kecemasanmu

Menangislah, sayangku
peluklah tubuh takdirku
ijinkan aku menjadi kepedihan bagi luka-lukamu
dan makna bagi kata-katamu

pandanglah aku sebagai embun pagi hari
yang sirna dalam cahaya matamu

1992

Analisis Puisi:

Puisi "Embun Pagi Hari" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya yang memancarkan kelembutan dan kedalaman emosi melalui penggambaran alam dan perasaan manusia. Puisi ini menghadirkan gambaran tentang cinta, dukacita, dan kehadiran yang memperkaya makna kehidupan.

Simbolisme Alam: Puisi ini menggunakan simbolisme alam, seperti embun pagi dan sungai, untuk menyampaikan pesan emosional. Embun pagi hari mewakili kesegaran dan kelembutan, sementara sungai melambangkan aliran perasaan dan perjalanan hidup. Kedua elemen alam ini digunakan untuk mengekspresikan kelembutan dan kedalaman perasaan.

Panggilan untuk Mengungkapkan Emosi: Penyair mengajak "sayangku" untuk menangis dan mengungkapkan emosinya. Ini merupakan panggilan untuk terbuka dan membiarkan aliran perasaan mengalir, sehingga dapat ditemui pemulihan dan pemahaman yang lebih dalam.

Perbandingan dengan Alam: Penyair membandingkan dirinya dengan alam, sebagai laut pagi hari dan embun pagi. Laut pagi hari menjadi metafora bagi kebijaksanaan dan kehangatan, sementara embun pagi melambangkan kelembutan dan kehadiran yang hilang begitu saja dalam cahaya mata.

Peran Sebagai Penghibur dan Penyembuh: Dalam puisi ini, penyair memperanakan dirinya sebagai tempat perlindungan dan penghiburan bagi "sayangku". Ia mengajak untuk memandangnya sebagai sumber kekuatan dan ketenangan, yang siap mendengarkan dan mengerti segala duka dan kecemasan.

Kesimpulan dalam Cahaya Mata: Puisi ini menyimpulkan dengan gambaran embun pagi yang sirna dalam cahaya mata. Ini mengisyaratkan tentang sifat sementara dari kelembutan dan kehadiran. Meskipun begitu, cahaya mata juga mencerminkan kehangatan dan keindahan yang tetap ada dalam keadaan yang berubah.

Puisi "Embun Pagi Hari" adalah sebuah puisi yang menggambarkan hubungan emosional antara manusia dan alam, serta panggilan untuk terbuka dalam mengungkapkan perasaan. Melalui bahasa yang puitis dan simbolisme yang kuat, penyair berhasil menyampaikan pesan tentang cinta, dukacita, dan kekuatan dalam kelembutan.

Cecep Syamsul Hari
Puisi: Embun Pagi Hari
Karya: Cecep Syamsul Hari

Biodata Cecep Syamsul Hari:
  • Cecep Syamsul Hari lahir pada tanggal 1 Mei 1967 di Bandung.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Setitik Embun Syairku hanya setitik embun Ingin memberi keteduhan Bagi hati yang terluka Puisi: Setitik Embun Karya: L.K. Ara Catatan: …
  • Embun di Kaca Di atas geladak kapal Dorolonda Sisa embun menempel di kaca Entah mengapa, seperti airmata Meninggalkan rasa setia Tak seperti Lumba-Lumba Berlo…
  • Embunkuburu engkau dengan menapaki tanda-tandajejak, sambil bertiti di busur waktuaku senantiasa terpesona padamutak terlalu salah bukan, untuk menjadi terompahmudengan pengertian …
  • Perjalanan EmbunTak pernah aku luputDari gigil. Juga sebelum menjelmaTetes. Di tengah bayuYang bersijingkat ke utaraDini hariSelalu saja adaku ibarat liangDi tengah terowongan seme…
  • Embun Embun jatuh di bibirku menjelma kata tanpa rasa di rimbun daun ia menjelma kalimat panjang mengalir sampai ke akar menyusun kamus berhumus. Sejak ia jatuh d…
  • Syair Embun PagiHangat matahari. Kehendak pun tak pernah hentiLalu, mata pun cucuk daun. Menghirup embun pagiJalan pun terbuka. Menuju cakrawalaKugandeng tanganmu. Menyisir hari. D…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.