Analisis Puisi:
Puisi "Cahaya Mau Mati" karya S. Rukiah Kertapati menggambarkan perasaan manusia dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian dalam hidup. Puisi ini menciptakan gambaran tentang kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan kebingungan, serta upaya untuk mencari makna dalam situasi yang sulit.
Antara Pagi dan Malam: Puisi ini menciptakan gambaran tentang manusia yang berdiri di persimpangan antara pagi dan malam. Ini dapat diartikan sebagai perasaan ketidakpastian dan perubahan dalam hidup yang menghadang, di mana seseorang tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Gambaran Alam: Puisi ini menggunakan gambaran alam seperti bintang, matahari, dan bulan untuk menggambarkan perjalanan hidup. Ini mencerminkan bagaimana perubahan alam dapat mencerminkan perubahan dalam kehidupan manusia.
Cerita Kebenaran: Puisi ini menyebutkan bahwa orang-orang ingin membaca tentang "cerita kebenaran." Hal ini mungkin mengacu pada keinginan manusia untuk mencari makna dalam hidup dan mencari pemahaman tentang kebenaran.
Perasaan Kehilangan dan Kebingungan: Puisi ini menggambarkan perasaan ketidakpastian dan perasaan kehilangan. Ketidakpastian ini menciptakan rasa kebingungan tentang apa yang akan datang selanjutnya dalam hidup.
Referensi ke Bijbel: Puisi ini mencakup referensi ke Alkitab dengan menyebutkan kalimat "Tuhan itu memang besar." Ini dapat menggambarkan perasaan keraguan dan ketidakmengertian manusia terhadap agama dan eksistensi Tuhan.
Penggambaran Jalanan: Puisi ini juga menggambarkan gambaran jalanan penuh debu, pengemis yang mencari uang, dan anak-anak yang bermain. Ini menciptakan kontras antara dunia yang keras dan kenyataan hidup sehari-hari.
Cinta dan Kehidupan: Puisi ini berbicara tentang perasaan cinta yang memudar dan berhenti. Ini menciptakan gambaran tentang perubahan dalam hubungan dan perasaan yang perlahan memudar seiring berjalannya waktu.
Cahaya Mati: Puisi ini berulang kali menyebutkan "cahaya mati," yang mungkin mencerminkan perasaan kehilangan harapan dan kebingungan dalam menghadapi masa depan.
Puisi "Cahaya Mau Mati" menggambarkan perasaan manusia dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian dalam hidup. Ini menciptakan gambaran tentang perjuangan, kebingungan, dan ketidakmengertian manusia terhadap kehidupan dan alam semesta.
Puisi: Cahaya Mau Mati
Karya: S. Rukiah Kertapati
Biodata S. Rukiah Kertapati:
- S. Rukiah lahir pada tanggal 25 April 1927 di Purwakarta.
- S. Rukiah menikah dengan Sidik Kertapati pada tanggal 2 Februari 1952 di Purwakarta.
- S. Rukiah meninggal dunia pada tanggal 6 Juni 1996 di Purwakarta.