Puisi: Asmara (Karya Alex R. Nainggolan)
Puisi: Asmara
Karya: Alex R. Nainggolan
Asmara (1)
di awal januari, birahi tumbuh bertubi. dengan dingin hujan di kulit ari, dan engkau menghirup aroma tubuh yang belum mandi. saatnya kita istirah, sejumlah ciuman akan kekal. bahkan saat tahuntahun merapal terjal. seketika tanggal. namun aku mengenalimu lagi, bukan cuma lewat sudut retina. barangkali setiap percakapan hanya selimut yang keriput menutup kulitmu. sebelum diarak luka yang berdiam di rahim.
betapa setiap aku terbungkus gairah, hanya denganmu aku mengeja. menyibak rumah hatimu dan berdiam di sana. membiarkan dendam terbenam, lalu menyiapkan sejumlah jadwal. mungkin berjalan sepanjang kota, ke musium atau tempat hiburan, menghabiskan lenggang hari dengan biasa. menawar harga di kaki lima, naik turun bis dari stasiun, atau memesan mie rebus di kedai murah. dan sesungguhnya cinta kita memang biasa. namun telah kuabadikan setiap langkah, engkau yang berada di sebelahku dengan selfie di depan kamera.
Asmara (2)
tapi pelukanmu abadi. bukan sekadar duka semacam yang sapardi bilang. senyummu abadi. berpuluh tahun aku menuruni lereng dari punggung alis matamu. berupaya mencari telaga dalam setiap pengembaraan. ah, kitapun tak punya doraemon yang punya pintu ajaib, bisa singgah di mana saja. kembalilah seperti dulu. dirimu yang sederhana. itu.
2017
Puisi: Asmara
Karya: Alex R. Nainggolan