Puisi: Ujung Berung (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Ujung Berung" karya Alex R. Nainggolan mengeksplorasi tema-tema universal seperti kehampaan, kesendirian, dan pencarian akan makna dalam ...
Ujung Berung

Suara air jatuh
Langkah runtuh
Bukit-bukit menyimpan sakit
Selembar angin
Tersimpan di badan

Bandung di kejauhan
Malam yang menelikung
Air mencair jadi es
Malam membeku
Kedipan lampu
Orang-orang yang merapat
Di kesibukan
Kerumunan kendaraan
Menghilang di kerlip hujan

Air masih mengalir
Sunyi merakit kenangan
Aku sendiri di sini
Sebuah jalan tanpa ujung
Wajah-wajah perempuan
Berlintasan di kepala

Mungkin masih ada puisi
Yang muncul di rimbun pohon
Atau di pematang sawah
Tanpa keringat
Aku menjerat dirimu
Di kejauhan
Dan Bandung menyala
Seperti titik-titik cahaya
Pecah di mata

2014

Analisis Puisi:

Puisi "Ujung Berung" karya Alex R. Nainggolan menciptakan suasana introspektif yang kental dengan gambaran alam dan kota, serta refleksi akan kesendirian dan kehampaan.

Gambaran Alam dan Kota: Penyair menghadirkan gambaran alam yang kuat, dengan suara air yang jatuh, langkah-langkah yang runtuh, dan bukit-bukit yang menyimpan sakit. Ini menciptakan suasana alam yang hidup dan memberikan dimensi keadaan emosional yang mendalam. Kemudian, Bandung muncul di kejauhan, diiringi malam yang menelikung dan hujan yang membeku. Gambaran ini menunjukkan kontras antara keheningan alam dan kehidupan kota yang sibuk.

Kesendirian dan Refleksi: Dalam keheningan malam dan alam yang sunyi, penyair merasakan kesendirian yang dalam. Dia menyaksikan kerumunan orang dan kendaraan yang sibuk, namun tetap merasa sendirian di tengah keramaian. Kemunculan wajah-wajah perempuan yang berlintasan di kepala menunjukkan bahwa kehampaan ini juga dipenuhi oleh kenangan dan pikiran yang mengembara.

Pencarian Makna dan Kehampaan: Penyair merenungkan tentang keberadaannya dan mencari makna dalam kehampaan yang dia rasakan. Meskipun Bandung bersinar jauh di kejauhan, seolah menjadi titik cahaya yang memecah kegelapan, penyair tetap merasa terjerat dalam kesendirian dan kekosongan yang ada di dekatnya.

Puisi sebagai Pencarian: Meskipun merasa sendiri, penyair masih mencari makna dan keindahan dalam puisi. Dia berharap untuk menemukan puisi di tempat-tempat yang mungkin tidak biasa, seperti di rimbun pohon atau di pematang sawah. Ini mencerminkan keinginan untuk menemukan keindahan dan inspirasi di tengah kesunyian dan kekosongan.

Dengan menggabungkan gambaran alam yang kuat, refleksi akan kesendirian, dan pencarian makna dalam puisi, "Ujung Berung" mengeksplorasi tema-tema universal seperti kehampaan, kesendirian, dan pencarian akan makna dalam kehidupan.

Alex R. Nainggolan
Puisi: Ujung Berung
Karya: Alex R. Nainggolan

Biodata Alex R. Nainggolan:
  • Alex R. Nainggolan lahir pada tanggal 16 Januari 1982 di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kaum Penggarap Tanahuntuk Sabar SitepuAlangkah bahagia tewas di bumi kelahiranmempertahankan tanah dan kampung halaman;tanah, air serta udara nyaman inimemberi daging dan darah pad…
  • Nyai Munah(1)orang kutik mau dikerunyut kulitnyatapi dia nyanyi hampa hati sendiriatau gerutu: rumahnya tidak berpintu lagimemberingas kejam malam yang diamdan tiada jawapan melepa…
  • SaidiTuan Zaini pitam di rumah Saidihati mendidih darah meninggi:bayar hutangmu! kusita tanahmu!demi Tuhan, tak tahu malu!Lama Saidi tidak mengucaptak tahu apa mesti dijawabhutang …
  • Ceritaada cerita datangputra-putri tanahair bermatianmayat-mayat bergelimpangan di jalananatau berhanyutan di sungai-sungai untuk apakah semua kematian iniharus menimpa tanaha…
  • Cend'ra DurjaBagi Saudaraku Sakti ArgaZaman gemerlap masa permata,Musim baiduri zahar pelangi,Sudahlah kabur sayup di mata,Hanya di hati bakat berseri.    Oh, “Kalau bica…
  • Nama dan Pertanda Dari anakku kuambil nama, Dari istriku kuambil cinta, Bagiku jadi pertanda, Bagiku jadi manna. Manna yang memberi hidup,…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.