Puisi: Pucuk Merah di Halaman Rumah (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Pucuk Merah di Halaman Rumah" karya Alex R. Nainggolan menggambarkan hubungan antara manusia dan alam, serta pesan tentang ketabahan dan ...
Pucuk Merah di Halaman Rumah

bukankah engkau telah kutandai dengan setiap sembul tunasku?
tidak hanya sekadar merah yang pedih di mata
aku yang bergelantungan sepanjang hari
menyadap cahaya matahari
dari akar tanah

dan kau akan menebangku
jika subur gembur dedaun
aku akan tumbuh
menyimpan perih
yang getih

aku akan memedaskan mata
merah terbakar waktu
silau akan kilau saat terpantul cahaya
sementara hujan selalu hinggap di setiap pucuk
merengut setiap peluk

biarkan aku membaca matahari. bagi tubuh tanpa keluh.

2017

Analisis Puisi:

Puisi "Pucuk Merah di Halaman Rumah" karya Alex R. Nainggolan menghadirkan gambaran tentang hubungan antara manusia dan alam, khususnya melalui metafora sebuah pohon atau tumbuhan yang tumbuh di halaman rumah.

Hubungan Manusia dan Alam: Puisi ini menggambarkan hubungan simbiotik antara manusia dan alam. Tumbuhan atau pohon yang tumbuh di halaman rumah menjadi metafora bagi kehidupan manusia yang bergantung pada lingkungan sekitarnya. Penggunaan kata-kata seperti "kutandai," "bergelantungan," dan "menyadap cahaya matahari" menciptakan citra keintiman antara subjek puisi (manusia) dengan alam.

Simbolisme Pucuk Merah: Pucuk merah yang disebutkan dalam puisi dapat diinterpretasikan sebagai simbol kehidupan atau keberanian. Warna merah sering kali dikaitkan dengan energi, vitalitas, atau bahkan keberanian. Dengan demikian, keberadaan pucuk merah tersebut mungkin mencerminkan semangat atau kehidupan yang tetap tumbuh meskipun dihadapkan pada tantangan atau rintangan.

Ancaman dan Kehidupan yang Berkelanjutan: Puisi ini juga menyoroti ancaman terhadap kehidupan atau pertumbuhan, seperti ancaman penebangan. Meskipun demikian, ada keinginan yang kuat untuk bertahan hidup, yang tercermin dalam baris "aku akan tumbuh." Ini mencerminkan naluri manusia untuk bertahan dan tumbuh, bahkan dalam menghadapi kesulitan.

Pesan tentang Ketabahan dan Kekuatan: Dengan menggambarkan keberanian dan keinginan untuk bertahan hidup dalam keadaan yang sulit, puisi ini menyampaikan pesan tentang ketabahan dan kekuatan manusia. Bahkan saat dihadapkan dengan ancaman atau ketidakpastian, kehidupan tetap berlanjut, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan menjadi kunci untuk bertahan.

Puisi "Pucuk Merah di Halaman Rumah" karya Alex R. Nainggolan menggambarkan hubungan antara manusia dan alam, serta pesan tentang ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dengan menggunakan metafora alam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan yang mendalam antara manusia dan lingkungan sekitarnya, serta nilai-nilai yang bisa dipetik dari interaksi tersebut.

Alex R. Nainggolan
Puisi: Pucuk Merah di Halaman Rumah
Karya: Alex R. Nainggolan

Biodata Alex R. Nainggolan:
  • Alex R. Nainggolan lahir pada tanggal 16 Januari 1982 di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Telaga Remaja Kuning bercahya keemasan Telaga remajaku tampak terbentang: Jernih tenang, seraya memandang Gadis rupawan pelahan datang ... Riang senang memandikan diri B…
  • Negara Bangun (1) Bagai kesuma putih, tersebar wangi atas lautan daun hijau, Jauh tercium harumnya, dibawa pergi angin yang lalu, terserak terletak di tengah-tengah samudra b…
  • Nanti, Nantikanlah! Rumput kering kemuning terhampar luas. Gemetar tampak hawa panas atas padang sunyi. Ah, Rumput, akarmu jangan turut mengering; jangan mati kaku di tana…
  • KenanganKenangan hadir menggiring hati gundahIngatan tentangmu membuatku canduDari dadamu yang penuhPanutan selalu ingin kutiruDengan kejam dia merampas milikkuHingga kau berlaluMe…
  • Aku Ingin Menjadi Batu di Dasar Kali Aku ingin menjadi batu di dasar kali Bebas dari pukulan angin dan keruntuhan Sementara biar orang-orang bersibuk diri Dalam desa…
  • Dendang Sayang (1) Di Cikajang ada gunung, lembah lengang nyobek hati, bintang pahlawan di dada, sepi di atas belati; kembang rampe di kuburan, selalu jauh kekas…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.