Menyibak Angin
seperti ada yang salah dengan negeri ini, saat kausibak angin. cuma bayangan epitaf, penuh ketakutan. bergelayutan seperti ayunan, juga ketika kautanyakan di mana ibu yang sesungguhnya. di kembaramu, setiap pelosok adalah tangis orok. tak pernah bisa ditenangkan bahkan saat kauhibur dengan sebotol susu hangat, tapi bukan payudara ibu. lalu kau berusaha menemukan jalan baru, saat kerumun orang melempari batu ke jalanan. semacam ingin mengirim ratusan onak di dalam mimpimu nanti malam. saat itu, kota-kota nampak tenang. tanpa angin. tanpa jejak suara gaduh yang biasa merambat di gendang telingamu. suara kerumun yang penuh dengan keluh.
2011
Puisi: Menyibak Angin
Karya: Alex R. Nainggolan