Analisis Puisi:
Puisi ini menyajikan gambaran tentang kebisingan dan rutinitas sehari-hari yang melibatkan kesibukan kota. Penyair memfokuskan perhatiannya pada meja kantin sebagai tempat yang tak lazim untuk menulis puisi, tetapi yang sebenarnya menyimpan kehidupan sehari-hari.
Norma Kehidupan Sehari-hari: Penyair menyoroti rutinitas kehidupan sehari-hari yang dipenuhi dengan kebisingan, gelas kopi, dan percakapan biasa di tengah kesibukan kota yang tak berhenti. Puisi ini menggambarkan keadaan sekitar yang sibuk dan hidup, tempat di mana mungkin tak lazim untuk menemukan inspirasi atau kesunyian yang mendukung proses kreatif.
Berkelahi dengan Kata-Kata: Penyair merangkai kata-kata yang berkelahi sepanjang usia, menggambarkan betapa sulitnya menemukan makna yang dalam dalam kebisingan sehari-hari. Ia menyoroti kekosongan yang dihimpun bekas hujan semalam, menciptakan gambaran suasana yang kacau.
Puisi di Tengah Keseharian: Penyair menunjukkan bahwa meski suasana di kantin mungkin tidak terlihat mendukung untuk menulis puisi, namun ada yang tertinggal dan mengundang perhatian: waktu yang berpendar, kopi yang tandas, dan pandangan mata. Ini mengisyaratkan bahwa inspirasi puisi bisa muncul dari situasi yang biasa sekalipun.
Puisi "Meja Kantin" adalah sebuah refleksi tentang kesibukan dan rutinitas kehidupan sehari-hari. Meskipun meja kantin adalah tempat yang sibuk dan ramai, penyair menghadirkan gambaran akan kekosongan di tengah kebisingan, menunjukkan bahwa walaupun suasana tak mendukung, inspirasi puisi bisa hadir dari keadaan yang biasa-biasa saja.