Mata Hujan
kau adalah mata hujan. yang kerap tumbuh di sisi pagi. aku yang terkunci. dipeluk dingin anginmu. menjerat bekas kemarau, agar selesai sebagai mantra. bagi masa lalu. bagi kenangan beku. kau adalah mata hujan, yang mengawasi para peneduh di seberang jalan. memunguti waktu yang menggelinding. di setiap tapak langkah. di remah-remah tubuh yang lelah. hanya suara kota. derum sirine atau suara klakson. denyar lagu pop yang serak. atau televisi yang menjadi coklat. kau adalah mata hujan. begitu sendu. menyimpan segala gasal derita. di jemuran pakaian lembab yang apak. di dinding kamar yang buram. namun kau kembali sebagai embun yang berkerumun di pangkal mataku.
yang sembuh
lalu berharap sembunyi
dari kata abadi.
2015
Puisi: Mata Hujan
Karya: Alex R. Nainggolan