Puisi: KAWULA-GUSTI (Karya Gunoto Saparie)

Puisi: KAWULA-GUSTI Karya: Gunoto Saparie
KAWULA-GUSTI


ketika malam pun lingsir
aku terjerambab di sajadah
mengendapkan segala resah
seusai sujud terakhir salat witir

ketika malam pun susut
aku tenggelam dalam doa
tak bisa lagi berkata-kata
rumah tuhan diliput kabut

ketika malam pun jauh
aku menyerahkan jiwa papa
dalam lengang sebelum subuh
kawula-gusti menyatu jua


2020

Foto Gunoto Saparie
Puisi: KAWULA-GUSTI
Karya: Gunoto Saparie

GUNOTO SAPARIE. Lahir di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan formal Sekolah Dasar Kadilangu Cepiring Kendal, Sekolah Menengah Pertama Cepiring Kendal, Sekolah Menengah Ekonomi Atas Kendal, dan Akademi Uang dan Bank Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang. Pendidikan informal Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyyah Tlahab Gemuh Kendal dan Pondok Pesantren KH Abdul Hamid Tlahab Gemuh Kendal.

Selain menulis puisi, juga mencipta cerita pendek, novel, esai, kritik sastra, dan artikel/opini berbagai masalah kebudayaan, pendidikan, agama, ekonomi, dan keuangan.

Kumpulan puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Melancholia (Damad, Semarang, 1979), Solitaire (Indragiri, Semarang, 1981),  Malam Pertama (Mimbar, Semarang, 1996),  Penyair Kamar (Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Semarang, 2018), dan Mendung, Kabut, dan Lain-lain (Cerah Budaya, Jakarta, 2019).

Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004) dan Mendung, Kabut, dan Lain-lain (Cerah Budaya, Jakarta, 2019).

Ia pernah menerbitkan antologi puisi bersama Korrie Layun Rampan berjudul Putih! Putih! Putih! (Yogyakarta, 1976) dan Suara Sendawar Kendal (Karawang, 2015).

Puisi-puisinya terhimpun dalam berbagai antologi bersama para penyair Indonesia lain, termasuk dalam Kidung Kelam (Seri Puisi Esai Indonesia - Provinsi Jawa Tengah, 2018).

Saat ini ia menjabat Pemimpin Redaksi Kampus Indonesia (Jakarta) dan Tanahku (Semarang) setelah sebelumnya menjabat Redaktur Pelaksana dan Staf Ahli Pemimpin Umum Koran Wawasan (Semarang). Sempat pula bekerja di bidang pendidikan, konstruksi, dan perbankan. Aktif dalam berbagai organisasi, antara lain dipercaya sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Tengah, Ketua Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (FKWPK), Pengurus Yayasan Cinta Sastra, Jakarta, dan Ketua III Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah.

Sebelumnya sempat menjadi Wakil Ketua Seksi Budaya dan Film PWI Jawa Tengah dan Ketua Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Jawa Tengah. Sering diundang menjadi pembaca puisi, pemakalah, dan juri berbagai lomba sastra di Indonesia dan luar negeri.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Malam Terasa Sebentarmalam terasa sebentarpada gerimis desemberdi purbalingga nan basahketika bayangku di trotoar jatuhmalam terasa sejenak enam lima cahaya berpendarbagaikan …
  • Mengenang Abdul Karim Husainapakah yang tertinggalkecuali potret-potret lamadi album kelabu?hanya kenangan fanahanya puisi-puisi tak selesainovel-novel tak terbitkitab-kitab kuning…
  • Pastoralada seekor kupu-kuputerbang dalam kabutlonceng pagi bikin terkejutmatahari pun malu-maludi manakah bianglala?takada cakrawalacuaca hanya basah, bukan?embun berlinangan di d…
  • Besakihpagi pun bangkit di besakihbersama denting gentadoa dan asap dupadi balik gunung agungraksasa kala menjaga alam semestanamun di manakah korban sucimu?2021Puisi: Besakih…
  • Lagu Cemaradesir cemara melambaipada sebuah soreketika gerimis riwisterusir angin tropisdesir cemara berayunpada cuaca dinginketika gerimis kerapdan udara mengendapdesir cemara mel…
  • Lirikmripatmu mengerdip, kekasih, matamu sayumripatmu kebijakan menyinarkan keindahanmripatmu jernih, kekasih, matamu kemilaumripatmu kelembutan memancarkan harapanmripatmu hening,…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.