Puisi: Hujan Juli yang Dingin (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi | Hujan Juli yang Dingin | Karya | Alex R. Nainggolan |
Hujan Juli yang Dingin

Sepanjang hari, Juli tertempa hujan. Dingin abadi di jalanan, sementara orang-orang melangkah dalam puasa yang teduh, atau menanti siapa yang kelak jadi presiden. Hujan merantau di seluruh ruangan, merebut segala bayangan angin. Kaca-kaca berembun, kenangan membasah, airmata terus berjatuhan. Tubuh-tubuh berdesakan, mencari payung atau sekadar mantel hangat. Aku merapat ke masalalu, yang selalu saja buntu. Melangkah di antara genangan luka yang lama membatu. Juli terus membasah, di tiang-tiang listrik. Cemeti sunyi merebak, menapak tanpa jejak diusap air. Mengalir dari setiap pangkal kesedihan. Hujan belum juga berhenti. Dan kerumun orang masih menepi, bercanda dengan degup waktu yang makin nampak di dada.

Juli, 2014

Analisis Puisi:
Puisi "Hujan Juli yang Dingin" karya Alex R. Nainggolan membawa pembaca pada perjalanan melalui suasana hujan yang dingin pada bulan Juli. Puisi ini menggambarkan suasana yang teduh dan kelembutan di tengah hujan yang terus-menerus mengguyur.

Ia pertama menggambarkan betapa hujan menjelma menjadi sajian sepanjang hari. Dinginnya hujan memberikan suasana yang abadi di jalanan, sementara orang-orang melangkah dengan perasaan teduh. Mereka mungkin sedang menjalankan ibadah puasa atau menantikan pemilihan presiden. Hujan menyebar ke seluruh ruangan, merebut segala bayangan angin. Kaca-kaca yang berembun dan kenangan yang membasah menciptakan suasana yang melankolis, seperti airmata yang terus berjatuhan.

Selanjutnya penyair menggambarkan bagaimana orang-orang berdesakan mencari perlindungan dari hujan. Mereka mencari payung atau sekadar mantel hangat untuk melindungi tubuh mereka. Di tengah kerumunan tersebut, penyair merapat ke masa lalu yang selalu buntu. Ia melangkah di antara genangan luka yang lama membatu, merenungkan kenangan yang mungkin telah membekas dalam hatinya. Hujan terus-menerus membasahi bulan Juli, dan tiang-tiang listrik menjadi saksi bisu akan keheningan yang meluas. Setiap tetesan air mengalir dari setiap pangkal kesedihan yang ada.

Alex R. Nainggolan menggambarkan suasana di mana hujan belum berhenti, tetapi kerumunan orang masih menepi. Mereka bercanda dengan degup waktu yang semakin jelas terasa di dada. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan dan kelembutan yang terkandung dalam kenangan yang melintas di tengah hujan yang dingin. Meskipun suasana terasa teduh dan melankolis, ada juga kehangatan dan kebersamaan di antara kerumunan manusia.

Secara keseluruhan, puisi "Hujan Juli yang Dingin" karya Alex R. Nainggolan membawa kita pada perjalanan melalui suasana hujan yang dingin dan melankolis. Puisi ini mengekspresikan keindahan, kelembutan, dan refleksi dalam kenangan yang terjalin di tengah hujan yang terus-menerus membasahi.

Alex R. Nainggolan
Puisi: Hujan Juli yang Dingin
Karya: Alex R. Nainggolan

Biodata Alex R. Nainggolan:
  • Alex R. Nainggolan lahir pada tanggal 16 Januari 1982 di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.