Puisi: Hanya Doa Ini, Ibu (Karya Tjahjono Widarmanto)

Puisi "Hanya Doa Ini, Ibu" oleh Tjahjono Widarmanto adalah ekspresi cinta dan harapan yang kuat dari seorang anak terhadap ibunya.
Hanya Doa Ini, Ibu

hanya melalui sebait puisi, tanpa bunga, doa itu kukirim untukmu:
"Peluklah, ibu, walau anakmu telah jauh berlayar!"

pada dadamu yang tipis digerus usia
ingin aku kembali sembunyikan tangis
sebab aku tahu dada yang tipis itu
menyimpan seribu mata air yang selalu lapang menyimpan keluh.

tanpa bunga, hanya sebait puisi, lipatlah doa ini di dadamu
walau aku tahu sepanjang usia tak kan cukup mengagungkanmu,
puisi dan doa ini simpanlah di laci hatimu paling dalam
walau aku tak pernah tahu bisakah bermakna.

peluklah, doa ini ibu, walau tanpa bunga,
peluklah walau anakmu telah berlayar jauh
namun di dadamu jua hatinya selalu berlabuh

Analisis Puisi:

Puisi "Hanya Doa Ini, Ibu" karya Tjahjono Widarmanto adalah ekspresi cinta dan harapan yang kuat dari seorang anak terhadap ibunya. Puisi ini memfokuskan perhatiannya pada rasa kasih sayang, penghargaan, dan rindu yang mendalam terhadap sang ibu.

Tema Sentimen Anak Terhadap Ibu: Tema utama dalam puisi ini adalah perasaan cinta, rindu, dan rasa terima kasih seorang anak terhadap ibunya. Puisi ini mencerminkan hubungan yang kuat dan spesial antara seorang anak dengan ibunya. Pengarang menggunakan puisi sebagai sarana untuk menyampaikan rasa penghargaan dan kasih sayangnya yang mendalam.

Hubungan Emosional yang Kuat: Puisi ini menggambarkan hubungan emosional yang kuat antara seorang anak dan ibunya. Pengarang merasa bahwa hanya dengan beberapa baris puisi dan doa, ia dapat mengungkapkan perasaannya yang penuh cinta, meskipun kata-kata mungkin tidak cukup untuk melukiskan perasaan yang sebenarnya.

Rasa Terima Kasih dan Penghargaan: Puisi ini menyiratkan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap ibu. Meskipun ia menyadari bahwa kata-kata dan puisi mungkin takkan pernah cukup untuk mengungkapkan rasa syukurnya, pengarang tetap berusaha untuk menyampaikannya. Ia ingin ibunya merasa dicintai dan dihargai sepanjang usianya.

Gaya Bahasa Simpel dan Kuat: Gaya bahasa dalam puisi ini sangat sederhana dan langsung, tetapi memiliki dampak yang kuat. Penggunaan kata-kata sederhana seperti "peluklah" dan "walau" memberikan sentuhan pribadi dan intim pada puisi ini. Gaya bahasa yang sederhana dan jujur ini menjadikan puisi lebih dekat dengan perasaan seorang anak terhadap ibunya.

Pesanan Mencinta dan Menyayangi: Pesan yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah pesan cinta, penghargaan, dan kasih sayang kepada ibu. Meskipun sang anak mungkin telah berlayar jauh dan menjalani kehidupan yang berbeda, perasaan rindu dan cintanya tetap berlabuh di hati sang ibu. Puisi ini juga mengandung pesan bahwa doa dan harapan yang tulus selalu mengiringi ibunya, bahkan jika mereka tidak selalu berada di dekatnya.

Puisi "Hanya Doa Ini, Ibu" menggambarkan perasaan cinta, rindu, dan penghargaan seorang anak terhadap ibunya. Dengan gaya bahasa sederhana dan jujur, puisi ini menyampaikan pesan bahwa meskipun anak telah pergi jauh, rasa cinta dan harapan selalu ada dalam hati ibu. Puisi ini mencerminkan hubungan emosional yang kuat antara ibu dan anak, serta betapa pentingnya ungkapan rasa cinta dan terima kasih dalam hubungan tersebut.

Tjahjono Widarmanto
Puisi: Hanya Doa Ini, Ibu
Karya: Tjahjono Widarmanto

Biodata Tjahjono Widarmanto:
  • Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Cinta Seorang Ibu karena cinta tak berbilang waktu tak pernah aku menghitung masa berlalu entah tatkala tidak atau bersamamu sekedip tak kumau jauh darimu meski su…
  • Mengingat Pesan IbuSetelah sampai di perhatianterakhir sajak ini, kau ingat pesanibumu.Seluruh yang kau miliki bukanyang kau mau. Seluruh yangkau mau bukan yang kau butuh.Seluruh y…
  • Rumah ibu selalu menjadikan dirinya rumah bagi ayah rumah yang sekelilingnya dipagari rumah yang diubah-ubah ayah warna dindingnya rumah yang dipaku dindingnya u…
  • Perempuan Bernama Ibu (1) perempuan itu bernama ibu yang telah memperlihatkan aku bulan dan matahari. niscaya tiada berbalas meski bumi tiada lagi berotasi. Perempuan Bernama Ib…
  • Tujuan Kita Satu Ibu Kutundukkan kepalaku, bersama rakyatmu yang berkabung bagimu yang bertahan di hutan dan terbunuh di gunung di timur sana di hati rakyatm…
  • IbuBetapa cinta kasih pada anaknya.    Anakku, buah hatiku. Dari kecil anak, kaukubesarkan. Kubesarkan dengan air susuku, yang tiada dengan kuhemat-hematkan, senantiasa k…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.