Puisi: Elegi Banjir (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Elegi Banjir" karya Alex R. Nainggolan merupakan sebuah kritik sosial terhadap kondisi banjir di Jakarta yang sering kali disebabkan oleh ...
Elegi Banjir

sebab kau mampatkan sungai dan selokan
sebagaimana juga pikiran kami
teracuni bertahun-tahun
maka kami tanggung limpahan air ini

tapi jerit demi jerit terus saja menjepit
tak kunjung menghilang
malahan gaungnya terus bergema
di setiap sudut jakarta

lalu kami mengungsi di tenda-tenda
melawan dinginnya udara malam hari
melawan sengitnya getir dingin
tangisan yang melulu terasa panjang

sebab kota ini dibangun dengan curiga
pun orang-orang yang tak peduli
kini air meluap sampai ke hati kami
menggenangi rumah bercampur airmata

Jakarta, 4 Februari 2007

Analisis Puisi:

Puisi "Elegi Banjir" karya Alex R. Nainggolan merupakan sebuah kritik sosial terhadap kondisi banjir di Jakarta yang sering kali disebabkan oleh kerusakan lingkungan dan kurangnya perhatian terhadap masalah tersebut.

Metafora Banjir: Banjir dalam puisi ini tidak hanya menjadi representasi dari air yang meluap dari sungai dan selokan, tetapi juga mencerminkan kekacauan dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta. Metafora ini menggambarkan bagaimana masalah banjir telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang menyedihkan dan menyiksa.

Kritik terhadap Pembangunan Kota: Penyair mengekspresikan ketidakpuasan terhadap pembangunan kota yang dilakukan dengan cara yang tidak memadai dan tidak memperhatikan lingkungan. Penyumbatan sungai dan selokan disebutkan sebagai salah satu akibat dari pembangunan yang tidak bijaksana, yang kemudian berkontribusi pada meningkatnya risiko banjir.

Pengungsi dan Penderitaan: Puisi ini menyoroti penderitaan yang dialami oleh para pengungsi banjir yang terpaksa mengungsi ke tenda-tenda. Mereka harus melawan dinginnya udara malam dan sengitnya getir dingin, yang mencerminkan betapa sulitnya kehidupan mereka dalam menghadapi dampak banjir.

Kesedihan dan Ketidakpedulian: Penyair menyatakan rasa sedih dan kecewa terhadap kurangnya perhatian dan tanggapan yang memadai terhadap masalah banjir di Jakarta. Ia mengkritik sikap kurang peduli dari pihak yang berwenang dan masyarakat yang tidak menghiraukan masalah lingkungan yang mempengaruhi kehidupan banyak orang.

Kesimpulan dan Tindakan: Melalui puisi ini, Alex R. Nainggolan menyampaikan pesan tentang perlunya tindakan konkret untuk mengatasi masalah banjir dan masalah lingkungan lainnya. Ia mengajak untuk lebih memperhatikan lingkungan dan bertindak secara kolektif untuk mencegah terjadinya bencana banjir di masa depan.

Puisi "Elegi Banjir" merupakan sebuah kritik sosial yang kuat terhadap kondisi banjir di Jakarta dan kurangnya perhatian terhadap masalah lingkungan. Dengan bahasa yang lugas dan penuh emosi, puisi ini menggambarkan penderitaan dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat yang terkena dampak banjir, sambil menyerukan perlunya tindakan untuk mengatasi masalah tersebut secara efektif.

Alex R. Nainggolan
Puisi: Elegi Banjir
Karya: Alex R. Nainggolan

Biodata Alex R. Nainggolan:
  • Alex R. Nainggolan lahir pada tanggal 16 Januari 1982 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.