Puisi: Di Ruang Tamu (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi: Di Ruang Tamu Karya: Alex R. Nainggolan
Di Ruang Tamu


(1)

jarak bagimu mungkin sebuah pintu
yang menunggu dalam sebuah waktu yang beku
pun di matamu, saat aku duduk di sebuah kursi
ruang tamu
menanti
selembar sepi yang jatuh malam ini
tapi ada air mata yang tumpah
di pangkal usia
hinggap saat kau menyapa


(2)

semestinya aku tahu, sejak dulu
saat pertama kali kubaca tubuhmu
sebagaimana memandang jernih air kolam
yang dipenuhi ikan
meski kerapkali sulit kusembunyikan dirimu
dalam rinduku yang selalu sakit
ah betapa pilunya percakapan kita
menghukum waktu untuk segera sampai
dalam buai


(3)

sementara tak kubawakan oleh-oleh
buatmu dari kota tadi sore
kau juga seperti ruang tunggu
beku, tak mau bicara lagi
bagaimana bila kita lupakan sejenak
tentang plato atau nietzche?
menikmati detik yang merayap itu
menggores sekelumit tanda yang enggan berkata
apa lagi yang mesti dipercakapkan?
sampai sepi tumbuh jadi basi
asmara kita digigit cemburu buta


(4)

pintu yang terbuka adalah tempat keluar masuk ingatan
di mana aku sering mencatat diam-diam
tentang hujan yang terlantar di halaman


(5)

hanya kotak akuarium
menendang diriku
dalam dunia yang tak kunjung ranum
seperti dirimu, begitu sering bisu


Jakarta, September 2004

Puisi Di Ruang Tamu
Puisi: Di Ruang Tamu
Karya: Alex R. Nainggolan

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.