Analisis Puisi:
Puisi "Biarlah Hujan" karya Nanang Suryadi adalah sebuah refleksi tentang aliran waktu, kenangan, dan keindahan dalam hujan.
Waktu dan Perubahan: Penyair mengeksplorasi konsep waktu yang tak terelakkan dan perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Waktu digambarkan sebagai sesuatu yang terus berjalan tanpa menunggu siapapun, bahkan sebentar pun.
Keindahan Hujan: Hujan digambarkan sebagai elemen yang menghadirkan kenangan dan keindahan. Meskipun hanya sebentar, hujan mampu menciptakan suasana yang menggugah kenangan dan perasaan yang mendalam.
Kenangan dan Identitas: Melalui gambaran tentang anak-anak yang bermain di bawah hujan, penyair merenungkan kenangan masa lalu dan mengaitkannya dengan identitas dirinya sendiri. Hujan menjadi simbol yang mengingatkan akan kenangan masa lalu dan proses pencarian identitas diri.
Transformasi Hujan: Penyair menggambarkan transformasi hujan menjadi sungai-sungai yang mengalir menuju lautan. Ini bisa diartikan sebagai metafora tentang bagaimana kenangan dan perasaan rindu diungkapkan dan mengalir dalam kehidupan, seperti aliran sungai yang tak pernah berhenti.
Puisi sebagai Gumam Hujan: Puisi diakhiri dengan gambaran tentang puisi yang menjadi bagian dari aliran waktu, seperti gumam hujan yang kadang-kadang terhenti di tengah dahan-dahan pohon. Ini merujuk pada perjalanan puisi yang terus bergerak seiring dengan perubahan waktu dan kehidupan.
Secara keseluruhan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan aliran waktu, keindahan hujan, dan hubungan antara kenangan, identitas, dan perubahan dalam kehidupan. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, penyair berhasil menyampaikan pesan tentang keindahan dan kompleksitas kehidupan melalui metafora hujan dan waktu.