Puisi: Ayah yang Pergi (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Ayah yang Pergi" karya Alex R. Nainggolan menciptakan gambaran tentang kepergian seorang ayah dan dampaknya yang mendalam pada sang penyair.
Ayah yang Pergi

ayah yang pergi, namun kembali dalam mimpi. akupun merapikan ingatan. ziarah dan ingin mengecup punggung tangan ayah berulang kali. mungkin masih ada cerita yang terlanjur tak pernah bisa diingat, semacam hujan turun di pertengahan juli. tapi raung sakit ayah selalu membelah di kepala. jerit sengit dari dadanya, yang acap ditahan bertahun-tahun. 

ayah yang pergi. aku sendiri. berkubang dalam kesedihan, menelusuri jalan-jalan kota dimana ia biasa melewati saat berangkat kerja. sekelebat ada penyesalan yang terus berulang datang, tapi tak pernah terlihat. 

ayah yang pergi. pusara air mata, di sebuah sore saat jenazahnya memasuki bumi. dan ayah tak pernah kembali. hanya tanah basah. di ujung magrib yang dipenuhi hujan.

2017

Analisis Puisi:

Puisi "Ayah yang Pergi" karya Alex R. Nainggolan menciptakan gambaran tentang kepergian seorang ayah dan dampaknya yang mendalam pada sang penyair.

Nostalgia dan Kerinduan: Penyair mengekspresikan kerinduannya akan sosok ayah yang telah pergi, namun masih hadir dalam ingatannya, terutama melalui mimpi. Gambaran tentang mengecup punggung tangan ayah dan merapikan ingatan menunjukkan kerinduan yang mendalam dan keinginan untuk mengulang momen bersama ayah.

Konflik Emosional: Puisi ini mencerminkan konflik emosional yang dirasakan oleh sang penyair. Meskipun ada kerinduan dan nostalgia terhadap ayah, namun juga terdapat rasa sakit dan kesedihan yang mendalam karena kepergiannya. Raungan sakit ayah yang selalu terdengar di kepala dan jerit sengit yang selalu ditahan menunjukkan adanya beban emosional yang besar.

Penyesalan dan Pemikiran Kembali: Penyair merenungkan kembali momen-momen bersama ayah dan menelusuri jalanan kota yang biasa dilewati ayah saat berangkat kerja. Ada penyesalan dan pemikiran kembali terhadap hubungan yang telah berlalu, serta kesedihan karena kesadaran bahwa ayah tidak akan pernah kembali.

Kesedihan atas Kehilangan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang momen pemakaman ayah, di mana air mata menjadi pusara di sebuah sore yang hujan. Hal ini menunjukkan betapa dalamnya kesedihan yang dirasakan oleh penyair atas kehilangan sang ayah dan kesadaran bahwa kepergiannya merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa diubah.

Simbolisme dan Metafora: Puisi ini menggunakan simbolisme hujan dan sore yang basah sebagai gambaran atas kesedihan dan perpisahan. Tanah basah di ujung magrib yang dipenuhi hujan menciptakan suasana yang melankolis dan memperkuat tema kesedihan dan kehilangan.

Puisi "Ayah yang Pergi" karya Alex R. Nainggolan adalah sebuah karya yang menggambarkan kerinduan, kesedihan, dan penyesalan atas kepergian seorang ayah. Melalui gambaran tentang mimpi, kenangan, dan pemakaman, puisi ini mengungkapkan kompleksitas emosi yang dirasakan oleh penyair dalam menghadapi kehilangan sosok ayahnya.

Alex R. Nainggolan
Puisi: Ayah yang Pergi
Karya: Alex R. Nainggolan

Biodata Alex R. Nainggolan:
  • Alex R. Nainggolan lahir pada tanggal 16 Januari 1982 di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.