Puisi: Untuk Arya Mada Hastasurya (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Untuk Arya Mada Hastasurya" karya Nanang Suryadi tidak hanya mengungkapkan cinta kasih seorang ayah kepada anaknya, tetapi juga menyampaikan ..
Untuk Arya Mada Hastasurya

(1)

di matamu kanak, aku berenang menelusuri riwayat leluhur: raden wijaya. tribuwana tungga dewiarya damar dan gajah mada. brawijaya.

(2)

di balik jendela kan kau temukan dunia. beraneka

(3)

8 matahari berputar. dunia berputar. hidup berputar. bersabarlah. beranilah. menghadapi hidup. yang mungkin tak ramah. telengas. kepadamu. bersabarlah. berbahagialah. dengan cinta. dengan kasih sayang. seperti kutemu di bening matamu. anakku.

Analisis Puisi:

Puisi "Untuk Arya Mada Hastasurya" karya Nanang Suryadi adalah sebuah karya yang mendalam, penuh dengan makna sejarah, refleksi kehidupan, dan cinta kasih orang tua kepada anaknya. Dengan bahasa yang indah dan simbolis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan sejarah dan menghadapi kehidupan dengan penuh kebijaksanaan.

Bagian (1): Riwayat Leluhur

Bagian pertama puisi ini membawa kita pada perjalanan sejarah leluhur yang kaya. Dengan menyebutkan tokoh-tokoh seperti Raden Wijaya, Tribuwana Tunggadewi, Arya Damar, dan Gajah Mada, Nanang Suryadi merajut benang merah antara masa lalu yang megah dan masa kini yang diwakili oleh sosok anak. "Di matamu kanak, aku berenang menelusuri riwayat leluhur," adalah ungkapan yang mencerminkan bagaimana penulis melihat warisan sejarah dalam mata sang anak, seolah-olah melihat kembali kejayaan masa lalu melalui penerus generasi yang baru.

Tokoh-tokoh sejarah yang disebutkan dalam puisi ini bukan hanya sekadar nama, melainkan simbol dari kekuatan, kebijaksanaan, dan keberanian. Dengan menyebutkan mereka, penulis ingin menanamkan nilai-nilai luhur kepada anaknya, mengingatkan akan pentingnya mengenali dan menghargai akar budaya dan sejarah.

Bagian (2): Penemuan Dunia

"Di balik jendela kan kau temukan dunia. Beraneka," adalah sebuah metafora yang menggambarkan bagaimana dunia di luar sana penuh dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang siap untuk dijelajahi. Jendela dalam puisi ini bisa diartikan sebagai batas antara kenyamanan rumah dan tantangan dunia luar. Penulis menyiratkan bahwa anaknya akan menemukan beragam warna kehidupan ketika ia berani melangkah keluar dan menjelajahi dunia.

Pesan ini menekankan pentingnya eksplorasi, rasa ingin tahu, dan keberanian dalam menghadapi dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Dunia yang "beraneka" menunjukkan betapa banyaknya kemungkinan dan pengalaman yang bisa ditemukan, dan penulis seolah-olah memberikan dorongan kepada anaknya untuk tidak takut menghadapi kehidupan yang luas dan beragam ini.

Bagian (3): Siklus Kehidupan dan Pesan Moral

Bagian ketiga puisi ini adalah refleksi yang mendalam tentang siklus kehidupan dan nilai-nilai yang harus dipegang dalam menghadapi segala tantangan hidup. "8 matahari berputar. Dunia berputar. Hidup berputar." merupakan simbol dari perputaran waktu dan siklus kehidupan yang tak terelakkan. Angka 8, yang dalam beberapa budaya melambangkan ketidakterbatasan (infinity), bisa diartikan sebagai simbol dari perjalanan hidup yang terus berulang, namun penuh dengan kemungkinan yang tak terbatas.

Penulis menekankan pentingnya kesabaran dan keberanian dalam menghadapi kehidupan yang mungkin "tak ramah" dan "telengas" (kejam). Meski hidup seringkali keras, penulis mengajak anaknya untuk tetap bersabar dan mencari kebahagiaan melalui cinta dan kasih sayang. "Berbahagialah dengan cinta, dengan kasih sayang," adalah nasihat yang mendalam, mengingatkan bahwa di tengah segala kesulitan, cinta dan kasih sayang adalah sumber kekuatan dan kebahagiaan.

Penulis juga menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai tersebut dengan melihatnya kembali dalam "bening matamu, anakku." Ini menggambarkan bagaimana anak menjadi cerminan dari harapan dan impian orang tua, serta simbol dari masa depan yang penuh harapan.

Puisi "Untuk Arya Mada Hastasurya" karya Nanang Suryadi adalah sebuah karya yang menyentuh hati, membawa kita pada perjalanan sejarah, refleksi hidup, dan kebijaksanaan. Melalui kata-kata yang puitis dan sarat makna, penulis tidak hanya mengungkapkan cinta kasih seorang ayah kepada anaknya, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang dalam tentang bagaimana menghadapi kehidupan dengan keberanian, kesabaran, dan cinta.

Puisi ini mengajarkan kita untuk selalu menghargai akar sejarah kita, berani menjelajahi dunia, dan menemukan kebahagiaan dalam cinta dan kasih sayang, meskipun hidup kadang-kadang bisa sangat keras. Nanang Suryadi berhasil merangkai sebuah puisi yang tidak hanya indah secara estetik, tetapi juga kaya akan nilai-nilai kehidupan yang bisa dijadikan pedoman dalam menjalani hidup.

Nanang Suryadi
Puisi: Untuk Arya Mada Hastasurya
Karya: Nanang Suryadi

Biodata Nanang Suryadi:
  • Nanang Suryadi, S.E., M.M. pada tanggal 8 Juli 1973 di Pulomerak, Serang.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.