Puisi: Sajak yang Bersyukur dan Merdeka (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Sajak yang Bersyukur dan Merdeka" karya Nanang Suryadi memancarkan rasa syukur, harapan, dan semangat untuk kebebasan.
Sajak yang Bersyukur dan Merdeka

Sajakku pagi ini adalah sajak yang tak henti berucap terima kasih, rasa syukur tak terhingga, sebuah doa

Kita menunggu secercah fajar, harap yang lahir senantiasa, di penghujung malam, kita berdoa: bahagia untuk semua

Kita terus berdoa, berterima kasih, karena kita tetap manusia, yang punya harap dan cinta

Adalah gema, dalam dada, ucapkan cinta, kepada kehidupan, o manusia merdeka!


Malang, 17 Agustus 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak yang Bersyukur dan Merdeka" karya Nanang Suryadi adalah sebuah karya yang penuh dengan rasa syukur dan harapan. Puisi ini merangkum tema-tema kehidupan, kebahagiaan, dan harapan untuk kebebasan.

Ungkapan Rasa Syukur: Puisi ini dibuka dengan ungkapan rasa syukur yang kuat. Pengulangan frasa "sajak yang tak henti berucap terima kasih, rasa syukur tak terhingga" menyoroti pentingnya bersyukur dalam hidup. Hal ini menunjukkan bahwa penulis merasa bersyukur atas kehidupan dan momen-momen yang diberikan.

Penciptaan Suasana: Puisi ini menggambarkan suasana pagi yang tenang dan penuh harapan dengan menyebut "Sajakku pagi ini." Pagi sering kali dianggap sebagai awal yang segar dan penuh potensi, dan itu tercermin dalam puisi ini.

Pencarian Harapan: Puisi ini mengekspresikan harapan untuk melihat "secercah fajar" dan bahwa "harap yang lahir senantiasa." Ini adalah simbol harapan dan kebahagiaan yang selalu hadir di tengah kehidupan, bahkan di penghujung malam atau dalam situasi yang sulit sekalipun.

Doa untuk Kebahagiaan: Puisi ini menyajikan doa untuk "bahagia untuk semua." Ini adalah ungkapan keinginan untuk kebahagiaan bersama dan solidaritas dengan sesama manusia. Puisi ini menyoroti pentingnya empati dan perhatian terhadap kebahagiaan orang lain.

Pesan tentang Kemanusiaan: Puisi ini menekankan bahwa kita semua adalah manusia yang memiliki harapan dan cinta. Ini adalah pengingat tentang kebersamaan dan persaudaraan di antara manusia, terlepas dari perbedaan apa pun.

Panggilan untuk Kebebasan: Puisi ini berakhir dengan panggilan untuk kebebasan. "O manusia merdeka!" adalah sebuah seruan untuk menghargai dan memperjuangkan hak-hak dasar manusia, termasuk kebebasan.

Puisi "Sajak yang Bersyukur dan Merdeka" karya Nanang Suryadi adalah karya yang memancarkan rasa syukur, harapan, dan semangat untuk kebebasan. Dalam puisi ini, penulis menyampaikan pesan tentang pentingnya bersyukur, berharap, dan saling menghormati sebagai manusia. Ini juga mengingatkan kita untuk selalu memegang prinsip-prinsip kemanusiaan dan kebebasan dalam hidup kita.

Nanang Suryadi
Puisi: Sajak yang Bersyukur dan Merdeka
Karya: Nanang Suryadi

Biodata Nanang Suryadi:
  • Nanang Suryadi, S.E., M.M. pada tanggal 8 Juli 1973 di Pulomerak, Serang.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • KemerdekaanKepada ProklamatorKetika naskah dibacaKita pun bangkit dari luka-luka sejarahBendera berkibardalam perarakan besarMaka dengan ini kami menyatakankeputusan yang tidak dap…
  • Doa Di atas runtuhan lahir dan batin Oleh gempa peperangan dunia Dalam sedih dan duka dunia berjuang Terlahir Negara Indonesia Merdeka Semoga bangsa mulia sempurna Senan…
  • Sebuah Bank Sebuah bank memasang iklan ukuran setengah halaman koran, teriaknya: Dirgahayu Republik Indonesia 51 th Dengan huruf kapital iklan itu juga memekik-mekik: ME…
  • Lagu Tanah Air (1)Kami yang lahir di sini lahirlah penyair dengan cintadan harapannyaoleh air matari dan angin gunungKami yang besar di sini datanglah musafir dengan hatidan impian…
  • Hari Kemerdekaan Akhirnya tak terlawan olehku Tumpah di mataku, di mata sahabat-sahabatku ke hati kita semua Bendera-bendera dan bendera-bendera Bendera kebangs…
  • Jeritan Malam Di kelam hitam mengepung Menjerit peluit kereta malam Merintih ke langit... Derita hidup mengepung Menjerit bangsaku sedang berjuang Merintih ke langit... …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.