Analisis Puisi:
Puisi "Musi Malam Hari" karya Nanang Suryadi menggambarkan pemandangan malam yang tenang di sekitar sungai Musi.
Pemandangan Malam yang Tenang: Bait pertama puisi ini dibuka dengan gambaran malam yang tenang, di mana bulan mengambang di langit yang lengang. Gambaran ini menciptakan suasana damai dan nyaman yang merayakan keindahan malam.
Simbolisme Bulan dan Jembatan Ampera: Kehadiran bulan dalam puisi sering kali menjadi simbol cinta, ketenangan, atau keindahan. Bulan yang mengambang di langit menggambarkan ketenangan dan kedamaian malam. Jembatan Ampera yang menyala di kejauhan mungkin menciptakan gambaran nostalgia atau kenangan yang indah.
Jembatan Sebagai Penghubung Angan: Jembatan Ampera tidak hanya menjadi struktur fisik di musi, melainkan juga simbolik dalam puisi ini. Menyeberangkan angan, jembatan tersebut menciptakan citra perjalanan spiritual atau emosional melintasi sungai ke dalam dunia imaginasi.
Keindahan Musi yang Mengalir Tenang: Deskripsi Musi yang mengalir tenang menggambarkan sungai sebagai saksi bisu dari berbagai peristiwa. Ketenangan aliran sungai menciptakan suasana yang damai dan membingkai malam sebagai waktu yang cocok untuk merenung dan mengingat kenangan.
Kesejukan dan Kenangan: Penyair dengan indahnya menghadirkan suasana malam yang sejuk dan mengundang untuk merenung. Kemungkinan besar, jembatan Ampera dan sungai Musi memiliki kenangan tersendiri bagi penyair, yang ditangkap dalam rangkaian kata yang sederhana namun penuh makna.
Puisi "Musi Malam Hari" mempersembahkan keindahan malam di sekitar sungai Musi. Dengan menggambarkan suasana yang damai dan tenang, penyair mengajak pembaca untuk merenung dan menikmati momen-momen indah di malam hari. Simbolisme bulan, jembatan Ampera, dan aliran sungai menjadi elemen-elemen yang menyatu dalam rangkaian puisi ini, menciptakan karya yang sarat dengan rasa kehangatan dan kenangan.
Puisi: Musi Malam Hari
Karya: Nanang Suryadi
Karya: Nanang Suryadi
Biodata Nanang Suryadi:
- Nanang Suryadi, S.E., M.M. pada tanggal 8 Juli 1973 di Pulomerak, Serang.