Puisi: Melihat Senja (Karya F. Aziz Manna)

Puisi "Melihat Senja" karya F. Aziz Manna mengajarkan kita untuk merenung dan menghargai kehadiran serta hubungan dalam hidup kita, bahkan dalam ...
Melihat Senja (1)

angin datang
perlahan
mengusik dahan
burung kepondang
ilalang-ilalang panjang
"segeralah kembali
aku tak akan mampu sendiri."

Melihat Senja (2)

tiang-tiang pancang
yang panjang
menahan diam
kita pun diam
berpelukan.

Surabaya, 2002

Analisis Puisi:

Puisi "Melihat Senja" karya F. Aziz Manna adalah karya yang mengundang pembaca untuk meresapi keindahan dan kedalaman emosi yang tercermin dalam momen transisi antara siang dan malam. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun sarat makna, puisi ini menawarkan pengalaman estetika yang mendalam melalui penggambaran senja yang menawan.

Melihat Senja (1)

Pada bagian pertama puisi ini, F. Aziz Manna menggambarkan suasana senja dengan nuansa yang melankolis. "Angin datang perlahan" menciptakan kesan ketenangan, seolah-olah waktu sedang berhenti sejenak untuk memberikan ruang bagi refleksi pribadi. "Mengusik dahan" menunjukkan interaksi lembut antara angin dan alam, sementara "burung kepondang" dan "ilalang-ilalang panjang" menambah keindahan visual dan audio dalam puisi ini.

Kalimat "segeralah kembali aku tak akan mampu sendiri" mencerminkan perasaan kesepian dan keinginan untuk kehadiran seseorang yang berarti. Frasa ini menunjukkan bagaimana keindahan senja juga bisa menjadi momen yang melankolis, di mana seseorang merasa terasing tanpa kehadiran orang yang dicintai.

Melihat Senja (2)

Bagian kedua puisi ini menghadirkan gambaran yang lebih intim. "Tiang-tiang pancang yang panjang" menandakan kestabilan dan kekuatan yang dapat ditemukan dalam struktur yang kokoh, mungkin sebagai metafora untuk hubungan yang solid. "Menahan diam kita pun diam" menunjukkan kebersamaan dalam keheningan, di mana tidak ada kata-kata yang diperlukan untuk mengungkapkan kedekatan.

Frasa "berpelukan" menyiratkan kenyamanan dan dukungan emosional, menggarisbawahi bagaimana momen senja ini menjadi latar belakang untuk koneksi manusia yang mendalam dan penuh makna.
Kesimpulan

Puisi "Melihat Senja" karya F. Aziz Manna mengolah tema senja sebagai simbol perasaan dan hubungan manusia. Melalui deskripsi yang sensitif dan penggunaan bahasa yang penuh perasaan, Manna berhasil menangkap keindahan serta kedalaman emosi yang seringkali menyertai momen transisi dari siang ke malam. Puisi ini mengajarkan kita untuk merenung dan menghargai kehadiran serta hubungan dalam hidup kita, bahkan dalam keheningan yang tampaknya sederhana.

F. Aziz Manna
Puisi: Melihat Senja
Karya: F. Aziz Manna

Biodata F. Aziz Manna:
  • F. Aziz Manna lahir pada tanggal 8 Desember 1978 di Sidoarjo, Jawa Timur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.