Puisi: Dinding (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Dinding" karya Nanang Suryadi mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana informasi dan batasan dapat menciptakan kebingungan dan keraguan.
Dinding

menatap dinding
angka dan huruf berbaur
menjadi tanda tanya

2013

Analisis Puisi:

Puisi "Dinding" karya Nanang Suryadi adalah sebuah karya yang singkat namun kaya akan makna. Dengan hanya tiga baris, puisi ini menawarkan gambaran yang mendalam dan reflektif tentang bagaimana kita berinteraksi dengan dunia dan informasi di sekitar kita. Kesederhanaan bahasa dan struktur puisi ini menyoroti kekuatan dari pengamatan sederhana terhadap elemen sehari-hari.
  • Menatap Dinding: Puisi dimulai dengan tindakan sederhana, "menatap dinding," yang bisa dianggap sebagai tindakan reflektif dan introspektif. Dinding di sini berfungsi sebagai simbol dari batasan, isolasi, atau bahkan struktur kehidupan sehari-hari yang sering kali kita hadapi. Menatap dinding bisa menggambarkan keadaan di mana seseorang merasa terjebak atau menghadapi sesuatu yang tidak dapat diubah.
  • Angka dan Huruf Berbaur: Bagian selanjutnya, "angka dan huruf berbaur," menunjukkan campuran informasi atau simbol yang muncul di dinding. Ini bisa mencerminkan bagaimana informasi yang kita terima atau hadapi dalam kehidupan sehari-hari sering kali menjadi tidak jelas atau membingungkan. Angka dan huruf yang bercampur bisa menggambarkan kekacauan informasi atau kerumitan komunikasi yang sering kita hadapi.
  • Menjadi Tanda Tanya: Konklusi puisi, "menjadi tanda tanya," menggambarkan bagaimana campuran informasi ini menimbulkan kebingungan atau ketidakpastian. Tanda tanya adalah simbol yang sering digunakan untuk menunjukkan pertanyaan, keraguan, atau ketidaktahuan. Dalam konteks ini, ia mencerminkan perasaan frustrasi atau kebingungan yang timbul ketika mencoba memahami atau menginterpretasikan informasi yang tidak jelas.
Puisi "Dinding" karya Nanang Suryadi, meskipun singkat, menyampaikan pesan yang mendalam tentang ketidakpastian dan kekacauan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui simbol-simbol seperti dinding, angka, huruf, dan tanda tanya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana informasi dan batasan dapat menciptakan kebingungan dan keraguan. Dengan kesederhanaan struktur dan bahasa, puisi ini menunjukkan bagaimana bahkan elemen sehari-hari dapat menyampaikan refleksi yang mendalam tentang pengalaman manusia.

Nanang Suryadi
Puisi: Dinding
Karya: Nanang Suryadi

Biodata Nanang Suryadi:
  • Nanang Suryadi, S.E., M.M. pada tanggal 8 Juli 1973 di Pulomerak, Serang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.