Analisis Puisi:
Puisi "Di Setiap Senja Aku Ingin Menulis Puisi" karya Nanang Suryadi menggambarkan kerinduan penyair untuk menyampaikan perasaan dan pemikirannya kepada seseorang di setiap senja.
Kerinduan dan Keinginan untuk Berkomunikasi: Penyair mengekspresikan kerinduannya untuk berkomunikasi dengan seseorang di setiap senja sebelum cahaya senja memudar. Ini mencerminkan keinginan untuk menyampaikan perasaan dan pikiran sebelum menjadi hal yang terlambat.
Suara Jiwa yang Terdalam: Penyair merujuk pada suara yang menggaung dari kedalaman jiwa yang perih, mencerminkan kepedihan akibat cinta dan rindu. Ini menunjukkan bahwa puisi adalah saluran untuk mengekspresikan emosi yang terdalam.
Imaji Bayangan dan Puisi: Puisi menggunakan imaji bayangan, seperti kelelawar yang muncul dari goa gelap, untuk menggambarkan proses penciptaan puisi. Kelelawar tersebut menjadi metafora bagi gagasan-gagasan yang muncul dari kedalaman pikiran penyair dan kemudian dituangkan dalam bentuk puisi.
Keinginan untuk Terhubung: Penyair mengungkapkan keinginannya untuk terhubung dengan seseorang melalui puisi, yang merupakan hasil dari pemikiran dan imajinasi yang diinspirasi oleh senja. Ini mencerminkan upaya untuk menciptakan hubungan emosional dan spiritual melalui kata-kata.
Pencarian Cahaya dalam Kelam: Puisi menyoroti upaya untuk menembus kelam dan malam melalui penciptaan puisi, yang merupakan cara untuk menemukan cahaya di tengah kegelapan dan mengungkapkan kebenaran yang tersembunyi.
Puisi "Di Setiap Senja Aku Ingin Menulis Puisi" karya Nanang Suryadi adalah ungkapan kerinduan untuk berkomunikasi dengan seseorang melalui puisi di setiap senja. Melalui imaji bayangan dan penggunaan kata-kata yang mendalam, penyair menggambarkan proses penciptaan puisi sebagai upaya untuk menyampaikan perasaan dan pikiran yang terdalam serta menemukan cahaya dalam kelam.