Analisis Puisi:
Puisi "Surat untuk Ibu Pertiwi" karya Nanang Suryadi adalah sebuah surat dari penyair kepada tanah airnya, Indonesia. Dalam puisi ini, penyair menyatakan perasaan cinta, rindu, dan kekhawatiran terhadap Indonesia, yang disimbolkan sebagai seorang ibu. Puisi ini terdiri dari dua bagian yang berbeda, dan dalam analisis ini, kita akan membahas pesan dan makna dari kedua bagian puisi tersebut.
Surat untuk Ibu Pertiwi (1)
Cinta dan Rindu pada Tanah Air: Penyair mengungkapkan rasa cinta dan rindunya kepada tanah airnya dengan menyebutnya "Ibu Pertiwi." Ia merindukan dongeng-dongeng tentang kepahlawanan yang dulu pernah diceritakan oleh Ibu Pertiwi. Melalui puisi ini, penyair ingin menjadi seperti ksatria yang berjuang untuk tanah airnya.
Penghormatan pada Nasehat Ibu: Penyair menyampaikan nasehat-nasehat yang pernah diucapkan oleh Ibu Pertiwi, seperti menghormati orang tua, mencintai saudara-saudara, berbuat adil dan jujur, dan tidak tamak terhadap hak orang lain. Meskipun anak-anaknya kadang tak mematuhi nasehat tersebut, penyair tetap mengingat dan menghormatinya.
Perjuangan Anak-Anakmu: Penyair menjelaskan bahwa anak-anak Indonesia berjuang untuk pembangunan dan kemajuan negeri. Mereka membuka hutan, mengolah tanah, menggali tambang, dan mengungkap rahasia alam semesta demi kemajuan Indonesia.
Perasaan Ibu Pertiwi: Penyair mencermati tangisan ibu yang merasa sedih dan khawatir melihat nasib anak-anaknya yang malang. Ia juga menyadari betapa ibu sedih melihat saudara-saudaranya yang berbuat kejam terhadap anak-anak Indonesia.
Surat untuk Ibu Pertiwi (2)
Rayakan Ulang Tahun Ibu Pertiwi: Penyair mengajak untuk merayakan ulang tahun Indonesia, dengan mengingat senyum dan cerita kepahlawanan Ibu Pertiwi.
Penggusuran dan Ganti Rugi: Penyair mencatat bahwa ada penggusuran rumah saudara-saudaranya sendiri demi pembangunan. Namun, ia menyatakan bahwa mereka telah diberi ganti rugi secukupnya dan dipinggirkan ke tepi hutan agar hidup damai.
Kritik pada Orang-Orang yang Mengkritik: Penyair mengekspresikan rasa frustrasi dan ketidaksetujuannya terhadap orang-orang yang selalu mengkritik tindakan pemerintah dalam menjaga keamanan dan ketertiban, meskipun mereka merupakan saudara sesama bangsa.
Cinta dan Pengorbanan untuk Tanah Air: Penyair menyatakan bahwa tindakan-tindakan tersebut diambil demi keamanan dan keberhasilan Indonesia, demi senyum dan kebahagiaan ibu yang dulu. Meskipun keras, langkah-langkah tersebut diambil sebagai bentuk pengorbanan cinta untuk tanah air.
Pertanyaan Terakhir: Puisi ini diakhiri dengan sebuah pertanyaan, "Bolehkah kugadaikan negeri ini ke pasar dunia?" Pertanyaan ini mungkin mengekspresikan perasaan pengecut atau kebingungan, atau mungkin juga menyoroti tantangan ekonomi dan politik yang dihadapi oleh Indonesia.
Puisi "Surat untuk Ibu Pertiwi" karya Nanang Suryadi menggambarkan perasaan cinta, rindu, dan kekhawatiran penyair terhadap Indonesia sebagai sebuah negara. Puisi ini mengekspresikan perasaan rindu akan kepahlawanan masa lalu, serta kekhawatiran terhadap perjuangan dan nasib anak-anak Indonesia di tengah pembangunan dan tantangan zaman. Melalui puisi ini, penyair ingin menyampaikan penghargaan, kritik, dan pengorbanan yang dilakukan demi cinta pada tanah air.