Puisi: Sastro di Rumah Tahanan (Karya F. Rahardi)

Puisi: Sastro di Rumah Tahanan Karya: F. Rahardi
Sastro di Rumah Tahanan


di rumah tahanan sastro tak boleh bersiul
sembarangan
kentut harus dilakukan setelah ada aba-aba
berak harus tunggu giliran
dan tak sekalipun dia boleh mengorek-ngorek
tembok atau
mencongkel daun jendela
semua harus sesuai dengan jadwal

di rumah tahanan tak seorang pun boleh
berciuman
apalagi bersetubuh
jadi sastro harus bisa menahannya
untuk berapa lama?

di rumah tahanan sastro tak boleh berlama-lama
melihat langit
sastro tak dibenarkan melotot menghadapi
petugas
sastro harus cermat menjaga sopan-santun
sastro harus hormat dan patuh pada petugas

petugas menyuruh bangun
sastro harus segera bangun lalu lari-lari
di tempat
petugas minta rokok
sastro harus sekalian menyodorkan korek
petugas memberi perintah makan
sastro harus sekalian mencuci piring
petugas menempeleng pipi kiri
sastro harus pasrah dan menyerahkan
pipi kanan
semua memang sudah diatur rapi dari sononya
dan tak boleh sedikit pun dibantah
di rumah tahanan sastro tak boleh protes,
demonstrasi
atau berlagak jadi rambo
di rumah tahanan jagoan harus melupakan
kejagoannya
kiai tak boleh tetap jadi kiai
dan maling harus menghentikan aktifitasnya


Jakarta, 1988


Floribertus Rahardi
Puisi: Sastro di Rumah Tahanan
Karya: F. Rahardi

Biodata F. Rahardi:
  • F. Rahardi (Floribertus Rahardi) lahir pada tanggal 10 Juni 1950 di Ambarawa, Jawa Tengah.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Dalam Bis angin dan langit bersatu di jendela bis suhu merendah dan seorang ibu yang tua terbatuk-batuk di depanku; senja makin lama makin kekal rasanya tikungan …
  • Pemberitahuan Menghadapi buku ini Anda tidak usah kelewat serius atau curiga sebab saya hanya ingin bercerita tentang kampret yang tergusur dengan bahasa Indones…
  • Penutup “Kampret saya sebagai penyair ingin menyampaikan terima kasih pada kalian tanpa kalian buku ini tidak bakalan ada selain ingin berterima kasih sebenarn…
  • Gunung Sakarini 1. Malam Hari: bagai cahaya pecah di jelaga seperti pancaran obor di lapangan sebuah desa kecil mengertap di gigirmu gajah yang lelah, terbung…
  • Sehabis Nonton Jam Duabelas seperti dilepas dari kurungan kami pun bubar dan bergegas mengenali wajah-wajah kami sendiri di aspalan yang keras lampu-lampu sudah s…
  • Pasar Bogor ada beberapa onggok rambutan yang kuning   di pinggir jalan ada beberapa buah kol di keranjang seorang ibu ada beberapa buah los sayuran …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.