Puisi: Ibu yang Pergi dalam Tidur (Karya Linda Christanty)

Puisi "Ibu yang Pergi dalam Tidur" karya Linda Christanty menggambarkan sebuah perjalanan emosional yang universal bagi setiap individu yang ...
Ibu yang Pergi dalam Tidur

Semua kenangan adalah sederet angka:

Dua tahun lalu ibu dan adik mendatangi penjaga makam keluarga,
memintanya menyiapkan makam ibu.
Di tanah berbatu. Di sebelah kanan pintu masuk para peziarah.

Sebulan lalu adik menelepon penjaga makam dan sopir ambulan.

Dua minggu lalu aku memangkas pendek rambut ibu.
Adik memberiku gunting hitam yang tajam.
Hati-hati, katanya, berulang kali.
Helai-helai rambut ibu beterbangan
dan menjelma sepasang sayap di punggungku.

“Ibu tidak lama lagi,” adik mulai mengisahkan kematian yang indah.
Semua yang pernah menyayangi ibu menanti di sana.
Aku memberi ibu sebuah ciuman, kenangan dari kehidupan.

Pagi itu aku terjaga,
melihat ibu duduk di kursi yang menghadap jendela,
mencatat dalam buku.
Lanskap yang gugur
perlahan berganti bidang kelabu.
Ibu menulis nama-nama untuk dihadiahi doa-doa.
Adik melihat ibu terbaring tenang di rumahnya.

Pagi itu ibu pergi dalam tidur.

Analisis Puisi:

Puisi "Ibu yang Pergi dalam Tidur" karya Linda Christanty adalah sebuah karya yang menggambarkan proses perpisahan dan kepergian seorang ibu. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Christanty berhasil menyampaikan kedalaman emosi dan pikiran yang terkait dengan kehilangan seseorang yang dicintai.

Kenangan Angka: Puisi ini dimulai dengan penggambaran kenangan sebagai sederet angka, menciptakan suasana keresahan dan kesedihan yang tersirat dari fakta-fakta yang disampaikan. Angka-angka tersebut mencerminkan kejadian-kejadian yang terjadi sebelum kepergian ibu, seperti persiapan makam, telepon terakhir, dan momen-momen terakhir bersama.

Potongan-Potongan Momen Terakhir: Christanty melukiskan potongan-potongan momen terakhir sebelum kepergian ibu dengan detail yang mengesankan. Mulai dari memotong rambut ibu hingga momen-momen inti seperti melihat ibu menulis nama-nama untuk dihadiahi doa-doa. Setiap adegan tersebut dipenuhi dengan perasaan nostalgia, kesedihan, dan ketenangan yang menciptakan lanskap emosional yang mendalam.

Kematian yang Indah: Dalam puisi ini, adik mengisahkan kematian ibu sebagai sesuatu yang indah, di mana semua yang pernah menyayangi ibu menantinya di sana. Ini mencerminkan sebuah penghiburan dan kepercayaan akan kehidupan setelah kematian. Meskipun berat, pemikiran tentang kematian yang indah dan hadirnya orang-orang yang dicintai di sisi ibu memberikan ketenangan dalam momen perpisahan.

Kepergian dalam Tidur: Puisi ini mencapai puncaknya dengan gambaran ibu yang pergi dalam tidur. Kepergian tersebut digambarkan dengan tenang dan damai, menciptakan kesan bahwa kepergian itu sendiri adalah bagian dari alur alami kehidupan. Dengan demikian, ibu meninggalkan dunia ini dengan kedamaian, mengakhiri perjalanannya dengan anggun.

Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna, Linda Christanty berhasil menyampaikan perasaan kehilangan, nostalgia, dan ketenangan dalam proses perpisahan dengan ibu dalam puisi "Ibu yang Pergi dalam Tidur". Puisi ini menggambarkan sebuah perjalanan emosional yang universal bagi setiap individu yang mengalami kehilangan orang yang dicintai.

Linda Christanty
Puisi: Ibu yang Pergi dalam Tidur
Karya: Linda Christanty

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.