Puisi: Coklat di Genggaman Nonny (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Coklat di Genggaman Nonny" karya Nanang Suryadi menunjukkan bagaimana momen-momen kecil dalam kehidupan kita, seperti berbagi coklat dengan ...
Coklat di Genggaman Nonny
: nonny

*nonny makan coklat*
: bagi dong...

dengan senyum, coklat diulurkan
duhai, manis

manis sekali sebuah kebahagiaan.

Malang, 1999

Analisis Puisi:

Puisi "Coklat di Genggaman Nonny" karya Nanang Suryadi adalah karya yang sederhana namun mengandung keindahan dalam kesederhanaannya. Melalui puisi ini, Suryadi mengeksplorasi tema kebahagiaan dan kemurahan hati dalam konteks interaksi sehari-hari. Dengan bahasa yang ringan dan imaji yang jelas, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang bagaimana momen-momen kecil dalam hidup bisa menyimpan makna yang mendalam.

Gambaran Sederhana dan Makna Kebahagiaan

Puisi ini dimulai dengan kalimat sederhana, "Nonny makan coklat". Kalimat ini menggambarkan tindakan sehari-hari yang tampaknya sepele namun membawa makna yang lebih dalam. Coklat, yang sering kali diasosiasikan dengan kesenangan dan kenikmatan, menjadi simbol dari kebahagiaan yang sederhana. Dalam konteks puisi, coklat bukan hanya sekedar makanan, tetapi representasi dari momen berbagi dan kebaikan hati.

Interaksi dan Kebaikan

Kalimat berikutnya, ": bagi dong..." adalah permintaan sederhana yang menambah dimensi interaksi sosial dalam puisi. Permintaan ini, yang tampaknya kecil dan tidak signifikan, menunjukkan kebutuhan manusia akan hubungan dan berbagi. Ini adalah momen yang menggambarkan keinginan untuk terhubung dengan orang lain, serta kebiasaan manusia untuk berbagi kebahagiaan, baik dalam bentuk materi seperti coklat maupun dalam bentuk perhatian dan kasih sayang.

Senyum dan Kebahagiaan

"dengan senyum, coklat diulurkan" adalah bagian penting dari puisi ini yang menunjukkan bagaimana tindakan kecil seperti memberikan coklat bisa disertai dengan senyuman, yang merupakan simbol dari kehangatan dan keramahan. Senyum Nonny dan tindakan memberikannya coklat tidak hanya memperlihatkan kemurahan hati, tetapi juga menggambarkan bagaimana kebahagiaan bisa menyebar melalui tindakan-tindakan kecil dan sederhana.

Manisnya Kebahagiaan

Bagian terakhir puisi ini, "duhai, manis manis sekali sebuah kebahagiaan.", menggarisbawahi tema utama puisi ini—manisnya kebahagiaan yang berasal dari hal-hal sederhana. Penggunaan kata "manis" di sini mengacu pada rasa coklat yang menyenangkan dan juga sebagai metafora untuk kebahagiaan yang dihasilkan dari momen berbagi dan hubungan yang hangat. Puisi ini menyiratkan bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari hal-hal besar atau rumit, tetapi sering kali dapat ditemukan dalam interaksi sehari-hari yang sederhana.

Puisi "Coklat di Genggaman Nonny" karya Nanang Suryadi adalah sebuah karya yang merayakan keindahan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Melalui imaji coklat dan senyuman, puisi ini menunjukkan bagaimana momen-momen kecil dalam kehidupan kita, seperti berbagi coklat dengan seseorang, bisa memiliki dampak yang besar pada kebahagiaan kita. Dengan bahasa yang sederhana dan langsung, puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan menikmati kebahagiaan yang dapat ditemukan dalam interaksi sehari-hari.

Nanang Suryadi
Puisi: Coklat di Genggaman Nonny
Karya: Nanang Suryadi

Biodata Nanang Suryadi:
  • Nanang Suryadi, S.E., M.M. pada tanggal 8 Juli 1973 di Pulomerak, Serang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.