Puisi: Taman Silam (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Taman Silam" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan makna dan gambaran puitis tentang waktu, keindahan, ....
Taman Silam


hari mengalir di lipatan tanganmu
hanyut di sungai silam
yang membentang di sebuah taman
berbunga rupa dan kata

di bawah rimbun pepohonan
di antara reruntuhan petilasan tua
kau memanen air mata
sebab kitab-kitab aksara
atau lembar-lembar gambar
entah bermakna apa
nyaris lapuk di ujung penantianmu

tunjukkan aku sahelai rupa
atau segurat kata
yang mampu menyihir jiwaku
agar kembali aku padamu

tapi masih saja kau gagu di taman itu,
taman yang ribuan tahun memberkatimu
dengan keindahan sekaligus kepedihan

taman seserpih kisah
yang diramu sang pemilik abadi waktu
sia-sia menunggu
jiwa-jiwa galau

kau lepas
aku tandas
di sungai tak berbatas
di taman tak berbekas

hanya desis ular
menjalar di rimbun belukar
siaga mematuk resahmu,
gelisahmu,
keluhmu,
dungumu…


Taman Budaya Bali, 8 Juli 2006

Sumber: Impian Usai (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Taman Silam" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan makna dan gambaran puitis tentang waktu, keindahan, dan kepedihan dalam sebuah taman yang menjadi simbol perjalanan hidup dan pengalaman manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kenangan, kehidupan, dan perasaan yang terjalin dalam waktu yang berlalu.

Gambaran Taman: Puisi ini membuka dengan gambaran sebuah taman yang mengandung keindahan dan makna dalam bentuk bunga, rupa, dan kata. Taman menjadi tempat simbolik yang mewakili beragam pengalaman hidup, baik yang menyenangkan maupun penuh tantangan. Pepohonan dan reruntuhan petilasan tua menciptakan latar yang memperkaya makna puisi ini.

Waktu dan Kenangan: Konsep waktu hadir sebagai tema sentral dalam puisi ini. "Hari mengalir di lipatan tanganmu" mencerminkan perasaan yang mengalir dalam waktu dan keberadaan manusia. Penggunaan kata "sungai silam" menyiratkan aliran waktu yang membawa kenangan dan pengalaman masa lalu. Ada rasa "hanyut" dalam sungai silam ini, menggambarkan ketidakpastian dan perubahan yang dialami seiring waktu.

Pencarian Makna: Puisi ini menggambarkan seorang pelaku yang tengah mencari makna dalam gambar-gambar dan kata-kata yang ada di taman tersebut. Namun, "kitab-kitab aksara" atau "lembar-lembar gambar" telah hampir "lapuk di ujung penantianmu," menggambarkan kerapuhan dan keraguan dalam mencari makna dalam pengalaman hidup.

Keterkaitan dengan Alam: Penggambaran taman dengan pepohonan, sungai, dan belukar menciptakan keterkaitan yang erat dengan alam. Pepohonan dan sungai menjadi saksi bisu dari perjalanan waktu dan pengalaman manusia. Desis ular di belukar menciptakan suasana yang menegangkan, mencerminkan ketidakpastian dan resah dalam pencarian makna.

Puisi "Taman Silam" oleh Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya sastra yang mengajak pembaca untuk merenung tentang waktu, kenangan, dan makna dalam pengalaman hidup. Melalui gambaran puitis yang kuat, puisi ini menggambarkan perjalanan manusia dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan keindahan dan kepedihan.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Taman Silam
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.