Analisis Puisi:
Puisi "Suatu Sore di Stasiun UI Depok" karya Zeffry J. Alkatiri menggambarkan suasana kesepian dan kehampaan di sebuah stasiun kereta api. Dengan menggunakan gambaran tentang stasiun sebagai latar, penyair mengeksplorasi tema kesendirian, kehilangan, dan perubahan dalam hubungan sosial.
Suasana Kesepian dan Hampa: Penyair menggambarkan stasiun kereta api sebagai tempat yang sunyi dan hampa. Tidak ada dentang lonceng atau keramaian yang biasa terjadi di stasiun. Bangku-bangku kosong dan diisi oleh bisu dan debu, menciptakan suasana kesepian yang menghiasi lingkungan stasiun. Hal ini mencerminkan kekosongan dalam kehidupan sehari-hari, di mana kehilangan interaksi manusia menciptakan suasana yang hampa dan sunyi.
Kehilangan Komunikasi dan Koneksi Manusia: Penyair menyoroti hilangnya komunikasi dan koneksi manusia di stasiun. Tidak ada lagi percakapan atau teriakan penjual, hanya jeritan besi baja yang menciptakan suasana hampa. Wajah-wajah yang lelah dan kuyu dari para penumpang mencerminkan kehilangan minat atau perhatian terhadap lingkungan sekitar mereka, termasuk orang lain di stasiun. Ini menggambarkan isolasi sosial dan ketidakpedulian yang menghiasi kehidupan modern.
Kesimpulan Tanpa Harapan: Puisi ini berakhir dengan gambaran tentang penumpang yang memenuhi pintu dan jendela kereta, tetapi tampak tidak peduli bahwa ada orang lain yang pernah menantikan kehadiran mereka. Ini menyoroti perasaan putus asa atau keputusasaan dalam hubungan sosial, di mana harapan untuk koneksi atau interaksi manusiawi telah hilang.
Dengan gaya bahasa yang sederhana namun kuat, Zeffry J. Alkatiri berhasil menggambarkan suasana kesepian dan kehampaan di sebuah stasiun kereta api. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang dampak kehilangan komunikasi dan koneksi manusia dalam kehidupan sehari-hari, serta menyoroti perasaan putus asa yang mungkin timbul akibatnya.